"Ke depan akan mengalami peningkatan potensi hujan pada akhir Juli dan Agustus 2024," kata Pengamat Meteorologi dan Geofisika BMKG Nanda Alfuadi saat menghadiri "Berdiskusi Kota dengan Wartawan (Berkawan) bertema "Penanganan Banjir di Jakarta Selatan" di Jakarta, Kamis.
Dia mengatakan dalam sepekan ke depan diprediksi wilayah Jabodetabek masih relatif kering.
Terlebih, Jakarta dinyatakan masih musim kemarau karena jumlah curah hujan dalam satu dasarian (10 hari) belum mencapai 50 milimeter dan diikuti oleh dua dasarian berikutnya.
Kendati demikian, dia menegaskan kemarau adalah kondisi cuaca tanpa hujan yang lebih sering terjadi dibandingkan cuaca hujan. Terlebih, perubahan iklim juga mempengaruhi pola musim.
"Sehingga kemarau bukan berarti tidak ada hujan sama sekali," ujarnya.
Maka dari itu, lanjutnya, diingatkan hal yang patut menjadi perhatian karakteristik awan hujan di musim kemarau yakni frekuensi pembentukan yang rendah, awan kumulus dan pembentukan lokal.