Kota Bogor (ANTARA) - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menginstruksikan jajarannya di wilayah untuk bergerak memberantas jentik dan sarang nyamuk penyebab demam berdarah dengue (DBD), seiring ditemukannya 750 kasus DBD di wilayah itu pada awal tahun ini.
Bima Arya juga meminta camat dan lurah turun ke wilayah, untuk mendeteksi kasus DBD serta meminta seluruh puskesmas dan rumah sakit di Kota Bogor untuk bersiap.
“Saya sudah perintahkan untuk gerakan serentak memberantas sarang nyamuk, jentik-jentik, dan minta camat, lurah turun dan terus mendeteksi itu. Puskesmas, rumah sakit juga siap semua,” kata Bima Arya di Bogor, Rabu.
Baca juga: Dinkes Kota Bogor catat ada 750 kasus DBD sejak awal 2024
Ia membenarkan kasus DBD di Kota Bogor pada awal tahun ini melonjak. Dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, pada Januari terdapat 389 kasus DBD, dan pada Februari per tanggal 20 terdapat 361 kasus.
“Semalam saya mendapati di IGD juga penuh. Ada tren kenaikan pasien anak-anak, terutama untuk kasus DBD,” ujarnya.
Kendati demikian, Bima Arya belum menerima laporan terkait daerah yang terdampak DBD paling banyak. Sebab, laporan yang ia terima bahwa kasus DBD tersebar secara merata.
“Belum ada laporan daerah khusus. Rata-rata merata. Tapi, kita akan pantau terus seperti apa,” ucapnya.
Baca juga: Dinkes Kota Bogor ajak warga gencarkan PSN atasi kenaikan DBD
Sejauh ini, kata dia, pemkot belum menetapkan status kedaruratan DBD di Kota Bogor. Dari data terakhir, tercatat ada empat orang meninggal dunia akibat DBD.
“Belum (penetapan status kedaruratan). Sejauh ini angkanya empat orang meninggal dan kalau ada peningkatan tentu kita tetapkan status yang meningkat,” kata dia.
Kepala Dinkes Kota Bogor Sri Nowo Retno mengatakan Dinkes telah mengadakan pertemuan secara virtual dengan kecamatan, kelurahan dan puskesmas, dalam merumuskan strategi Penanggulangan Peningkatan Kasus DBD di Kota Bogor pada 31 Januari 2024.
Baca juga: Entomolog Kesehatan jelaskan potensi dan pencegahan DBD di Kota Bogor
Selain itu, kata Retno, Dinkes juga telah memfasilitasi pencegahan dan pengendalian DBD dengan beberapa cara, di antaranya melakukan larvasidasi atau abate untuk masyarakat Kota Bogor, lalu RDT DBD (NS-1) sebagai pemeriksaan DBD lebih dini untuk pasien suspek.
“Kami juga berikan insektisida sebagai bahan aktif untuk pengasapan (fogging) serta fogging focus bagi hasil Penyelidikan Epidemiologi DBD Positif,” ujarnya.