Depok (ANTARA) - Mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI) Aisha Inaya mengatakan perlu ada edukasi bagi masyarakat rentan dan masyarakat perkotaan mengenai perubahan iklim, dampaknya, serta cara menanganinya.
"Pengawasan terhadap risiko dampak perubahan iklim juga dapat dilakukan melalui aplikasi yang terintegrasi dengan penyedia layanan kesehatan," kata Aisha Inaya di Kampus UI Depok, Senin.
Menurut dia, pengawasan yang terintegrasi dapat meningkatkan peringatan awal dan respons cepat dalam mengatasi risiko kesehatan yang lebih tinggi.
Baca juga: APIK sebut pengembangan energi baru terbarukan perlu terus ditingkatkan
Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), perubahan iklim berdampak pada meningkatnya waterborne diseases, heatstroke, malnutrisi, dan infectious diseases.
"Bahkan, dampak dari perubahan iklim ini mengarah pada bencana alam yang membuat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat menjadi lebih berisiko, terutama bagi kelompok rentan," katanya.
Oleh karena itu, menurut dia, diperlukan langkah yang tepat untuk meningkatkan resiliensi kesehatan masyarakat terhadap perubahan iklim.
Baca juga: UI dan Durham University Inggris kolaborasi riset atasi perubahan iklim
Sementara itu, Dekan FK UI Prof Dr dr Ari Fahrial Syam menilai gagasan Aisha Inaya ini penting untuk diimplementasikan karena dampak perubahan iklim belum sepenuhnya dipahami oleh masyarakat dan tingkat kesiagaan atau tanggapan terhadap risiko perubahan iklim oleh penyedia layanan kesehatan masih perlu ditingkatkan.
“Saya sangat mengapresiasi upaya Aisha dalam menghasilkan solusi melalui SYNTHESIS Project, yang tidak hanya mendidik masyarakat tentang perubahan iklim, tetapi juga membangun ketangguhan komunitas," katanya.
Keberhasilan Aisha Inaya dalam SDGs Speak Up Competition di Global Goals Summit 2024 menjadi bukti potensi luar biasa yang dimiliki mahasiswa FK UI.
"Semoga prestasi ini bisa menjadi pemantik untuk seluruh mahasiswa FK UI agar terus berprestasi dan memberikan dampak positif bagi masyarakat dan dunia kesehatan,” kata Prof Ari.
Baca juga: Dosen FMIPA UI sarankan masyarakat tanam pohon hias atasi cuaca ekstrem
Berkat pidatonya yang berjudul “SYNTHESIS Project: Strengthening Community’s Resilience Through Enhanced Climate Education and Surveillance”, Aisha Inaya, mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI), menjadi 1st Runner Up of SDGs Speak Up Competition pada Global Goals Youth 2024 yang diadakan di Kuala Lumpur, Malaysia.
Target SYNTHESIS Project adalah masyarakat rentan yang tinggal di daerah dengan cuaca ekstrem dan rawan bencana, serta masyarakat yang mata pencahariannya bergantung pada cuaca, seperti petani, nelayan, dan kelompok lainnya.
Proyek ini juga mencakup dukungan psikologis kepada masyarakat yang mengidap kesehatan mental akibat perubahan iklim.
Bencana yang berhubungan dengan iklim seperti banjir, angin topan, dan kebakaran hutan sering dikaitkan dengan gangguan kejiwaan yang berhubungan dengan stres.
Individu yang telah terpapar pada situasi yang mengancam nyawa mempunyai risiko yang cukup besar untuk mengalami gangguan stres pascatrauma.
Mahasiswa UI: Perlu edukasi perubahan iklim bagi masyarakat rentan dan kota
Senin, 19 Februari 2024 20:47 WIB
Pengawasan terhadap risiko dampak perubahan iklim juga dapat dilakukan melalui aplikasi yang terintegrasi dengan penyedia layanan kesehatan.