Jakarta (ANTARA) - Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) mendorong para petani dan nelayan untuk menjadi agen pengelolaan air dan menyoroti air sebagai landasan kehidupan dan pangan.
FAO dalam memperingati Hari Pangan Sedunia 2023 menyoroti peran krusial air dalam kehidupan. Untuk itu, "Air adalah kehidupan, air adalah pangan – tidak meninggalkan siapa pun" menjadi tema Hari Pangan Sedunia tahun ini.
Tema ini mencerminkan salah satu sumber daya paling berharga di planet ini: air, yang merupakan salah satu hal yang paling penting untuk kehidupan di bumi, kata FAO dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Senin.
"Air meliputi sebagian besar permukaan planet bumi, membentuk lebih dari 50 persen dari tubuh kita, membantu menyediakan makanan bagi kita, mendukung mata pencaharian, dan sangat penting untuk mencapai Agenda Pembangunan Berkelanjutan tahun 2030 dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)," kata organisasi PBB itu dalam keterangannya.
FAO menekankan bahwa di tengah tantangan kompleks yang dihadapi oleh perubahan iklim dan polusi, sangat penting untuk melindungi sumber daya air tawar dan sistem pangan akuatik, serta memastikan bahwa semua orang memiliki akses yang sama untuk memperoleh air.
Baca juga: Indonesia dipercaya masuk sebagai anggota Dewan FAO periode 2024-2027
Selama dua dekade terakhir, menurut FAO, sekitar satu perlima dari cadangan sumber daya air tawar yang tersedia hilang.
"Tanpa aksi nyata, kita akan terus menaikkan pemakaian air untuk pertanian hingga lebih dari sepertiga pada 2050. Artinya, kita akan terpojok bersama-sama, dan perubahan iklim pun diyakini akan memperparah tantangan air kita ini," katanya.
Tantangan air memengaruhi berbagai kelompok orang dengan cara yang berbeda, terutama di daerah yang kekurangan air, di mana perubahan sekecil apapun memiliki dampak besar pada kehidupan masyarakat.
Pertumbuhan populasi yang cepat, urbanisasi, perkembangan ekonomi, dan perubahan iklim, semuanya memberikan dampak pada sumber daya air, ditambah dengan polusi air dan penyedotan air tanah yang berlebihan dapat menciptakan kombinasi tantangan yang kompleks.
Untuk itu, praktik pengelolaan air inovatif dan efisien serta tindakan di lapangan sudah dimulai.
"Inisiatif seperti penggabungan konservasi biodiversitas dan penggunaan berkelanjutan dalam praktik perikanan darat di ekosistem air tawar (proyek IFish), pengembangan strategi nasional untuk pengelolaan berkelanjutan sumber daya genetik akuatik, dan upaya untuk mengatasi kelangkaan air menunjukkan komitmen kami terhadap Indonesia," kata Kepala Perwakilan FAO di Indonesia dan Timor Leste Rajendra Aryal.
Baca juga: FAO sebut pengoperasian GIES kemungkinan disepakati Para Pihak PSMA pekan ini
Menurut Aryal, para petani dan nelayan perlu menjadi agen pengelolaan air dan dilengkapi dengan perangkat yang tepat untuk melakukannya secara berkelanjutan.
Para petani, warga yang hidup dari hasil hutan, para peternak, dan mereka yang bekerja dalam sektor ekonomi biru sudah terbiasa mengelola pemakaian air setiap hari.
"Mendukung dan mendorong mereka untuk mengambil peran kepemimpinan dalam menemukan dan menjalankan solusi pelestarian air adalah sesuatu yang jelas dan cerdas untuk dilakukan," ujarnya.
Namun, lanjut Aryal, hal itu tidak bisa terjadi tanpa memberikan pengetahuan, teknologi yang tepat guna, pelatihan, informasi, dan melibatkan mereka dalam semua tahap perencanaan dan pengambilan keputusan
Dia menambahkan bahwa pengelolaan air perlu dimulai dengan memilih dan menggunakan keanekaragaman hayati yang tepat dalam sistem produksi, termasuk memanfaatkan ras ternak, tanaman, dan tumbuhan (spesies dan varietas) lokal yang sudah dikenal tangguh dan telah beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.
"Kita perlu melindungi sumber daya air tawar yang sudah ada dan sistem pangan akuatik yang ada dari polusi dan dampak perubahan iklim, dan kita harus memastikan bahwa semua orang memiliki akses yang sama untuk memperoleh air," tambah Aryal.
Baca juga: Hari Hutan Internasional, FAO serukan perlindungan hutan global
Sebanyak 99 persen dari air tawar yang tersedia di bumi adalah air tanah. Itu merupakan sumber seperempat dari semua air yang digunakan sehari-hari.
Secara ringkas, pada Hari Pangan Sedunia 2023, kita harus menyadari secara bersama-sama akan pentingnya air dalam kehidupan, yang harus kita rawat layaknya kehidupan dan pangan, kata Aryal.
Tindakan itu merupakan bagian integral dari pencapaian "Empat hal yang Lebih Baik (Four Betters)" yang diusung FAO: produksi yang lebih baik, nutrisi yang lebih baik, lingkungan yang lebih baik, dan kehidupan yang lebih baik, tidak meninggalkan siapa pun.
FAO: Petani dan nelayan untuk jadi agen pengelolaan air
Senin, 16 Oktober 2023 13:45 WIB
Air meliputi sebagian besar permukaan planet bumi, membentuk lebih dari 50 persen dari tubuh kita, membantu menyediakan makanan bagi kita,