"Kita harus siap dengan cadangan energi yang kita miliki dari segala gempuran bencana alam, teroris dan juga permasalahan ekonomi," kata Budhi di Jakarta, Rabu.
Dosen Universitas Pancasila Jakarta ini lebih lanjut mengatakan saat ini cadangan energi, baru BBM yang disediakan ole Pertamina, sedangkan energi yang bernilai strategic research belum banyak dikembangkan, padahal dinegara-negara lain sudah dilakukan pengembangannya.
Budhi yang ditemui disela-sela Seminar Internasional yang bertajuk 'Resilience and Empowered Communities For Sustainable Development Multidisiplinary' di Universitas Pancasila Jakarta menjelaskan negara-negara lain sudah bisa bertahan dari kecukupan energi dari 6 bulan sampai 1 tahun.
Budhy menilai ketahanan energi harus mendapat penanganan segera, karena dengan ketahanan energi maka kita akan menjadi pemicu ketahanan lainnya misalnya ketahanan pangan.
Dikatakannya saat ini antara produksi dan konsumsi energi kita sangat jauh. Produksi kita hanya 700 ribu barrel per hari sedangkan konsumsi kita mencapai 1,5 juta per hari.
Untuk itu kata dia harus ada subtitusi energi alternatif yang perlu mendapat perhatian pemerintah, misalnya energi panas bumi seperti geotermal yang banyak kita jumpai diberbagai daerah namun kondisinya belum berkembang dengan baik karena minimnya infrastruktur.
"Geotermal ini belum banyak dieksploitasi padahal panas bumi ini tak akan pernah habis-habis," ujarnya.
Ia mengakui untuk mengelola panas bumi ini dibutuhkan biaya yang tidak sedikit, sehingga diperlukan perhatian dari pemerintah untuk dikembangkn yang nantinya akan digunakan manfaatnya oleh masyarakat.
Budhy menilai ketahanan energi harus mendapat penanganan segera, karena dengan ketahanan energi maka kita akan menjadi pemicu ketahanan lainnya misalnya ketahanan pangan.
Dikatakannya saat ini antara produksi dan konsumsi energi kita sangat jauh. Produksi kita hanya 700 ribu barrel per hari sedangkan konsumsi kita mencapai 1,5 juta per hari.
Untuk itu kata dia harus ada subtitusi energi alternatif yang perlu mendapat perhatian pemerintah, misalnya energi panas bumi seperti geotermal yang banyak kita jumpai diberbagai daerah namun kondisinya belum berkembang dengan baik karena minimnya infrastruktur.
"Geotermal ini belum banyak dieksploitasi padahal panas bumi ini tak akan pernah habis-habis," ujarnya.
Ia mengakui untuk mengelola panas bumi ini dibutuhkan biaya yang tidak sedikit, sehingga diperlukan perhatian dari pemerintah untuk dikembangkn yang nantinya akan digunakan manfaatnya oleh masyarakat.
Dalam seminar internasional yang digelar Universitas Pancasila ini merasa perlu untuk mengartikulasikan pentingnya ketahanan energi dalam berbagai bidang dan pembangunan masyarakat dalam memungkinkan untuk berperan secara optimal dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.