Bima Arya beri tiga solusi kemacetan akses masuk sekolah BBI

Kota Bogor (ANTARA) - Wali Kota Bogor Bima Arya memberi tiga solusi atas kemacetan arus lalu lintas di akses keluar masuk sekolah Bosowa Bina Insani (BBI) di Jalan Sholeh Iskandar, dengan pelebaran badan jalan sebelah kiri,  antar-jemput sekolah, dan penambahan petugas dari sekolah.

Bima Arya di Kota Bogor, Selasa, mengatakan hasil pengamatannya pada titik kemacetan akses keluar masuk sekolah Bosowa Bina Insani memerlukan langkah perbaikan bersama. 

"Setelah saya amati di lapangan yang harus dilakukan adalah satu, pembebasan lahan yang ada di sebelah kiri akses masuk yang ternyata ini aset negara milik Kementerian PUPR yang sekarang sudah berproses juga," kata Bima. 

Kedua, Bima menghimbau orang tua untuk kembali menggunakan akses antar-jemput oleh kendaraan dari sekolah yang sebelumnya sempat terputus karena pandemi COVID-19.

"Jadi itu yang harus sekarang dimaksimalkan, informasi dari sekolah itu sudah ada 21 armada yang disiapkan untuk antar-jemput," ujarnya.

Bima menyampaikan, langkah lain yang harus dilakukan untuk mengurai kemacetan adalah menambah personel dari pihak sekolah sehingga tidak hanya mengandalkan dari pihak kepolisian dan Dishub Kota Bogor yang memiliki keterbatasan jumlah personel.

Wali Kota Bogor itu telah melaksanakan pantauan di lokasi pada Senin (7/8) sejak pukul 06.30 WIB. Antrean kendaraan sudah mulai mengular hingga menutupi akses masuk ke Perumahan Bogor Cimanggu City.

Antrean kendaraan tersebut berlangsung hingga pukul 07.25 WIB karena kendaraan yang masuk dan keluar menuju sekolah harus bergantian karena lebar jalan yang sempit untuk kendaraan bermanuver.

Bima Arya didampingi Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor, Eko Prabowo dan Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Kota Bogor Dimas Tiko langsung melakukan pengamatan dan analisa singkat terjadinya penyebab kemacetan.

Ia berharap dengan tiga langkah tersebut diharapkan antrean kendaraan yang menggelar bisa lebih mencair dan arus lalu lintas kembali lancar sehingga tidak menutup akses pemukiman ataupun menyebabkan anak-anak terlambat ke sekolah.