Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Kiprah relawan search and rescue (SAR) yang tergabung dalam Forum Komunikasi SAR Daerah (FKSD) dalam misi kemanusiaan tidak perlu dipertanyakan lagi, bahkan sudah tidak terhitung berapa kali relawan ini turun ke berbagai operasi yang berkaitan dengan kemanusiaan.
Organisasi relawan yang berpusat di wilayah selatan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat tepatnya di Palabuhanratu ini awal berdirinya pada 27 April 2002 atau sudah berusia 21 tahun lebih dua bulan.
Awalnya forum ini bernama Forum Komunikasi SAR Pantai Daerah (FKSPD), namun pada 2006 kemudian berubah menjadi FKSD karena relawan ini bertugas tidak hanya di wilayah pantai.
Akan tetapi di berbagai lokasi baik itu operasi pencarian korban kecelakaan laut, sungai dan juga diterjunkan ke lokasi bencana untuk membantu evakuasi bahkan terlibat dalam operasi SAR jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Gunung Salak perbatasan Sukabumi dengan Bogor pada 9 Mei 2012 lalu.
Baca juga: Evakuasi serpihan bangkai pesawat Sukhoi dihentikan
Dibentuknya forum ini berawal dari kepedulian warga yang tinggal di pesisir pantai selatan Kabupaten Sukabumi yang memperhatikan situasi serta kondisi seringnya terjadi kecelakaan laut dan musibah bencana alam di wilayah Kabupaten Sukabumi.
Akhirnya, warga yang dimotori oleh seorang ASN Pemkab Sukabumi Deni Ludiana secara swadaya mendirikan FKSPD Kabupaten Sukabumi di mana ia selain menjadi pendiri juga merupakan ketua pertama organisasi tersebut dengan masa jabatan dari 2002 hingga 2004, kemudian kepemimpinan forum ini dilanjutkan oleh Okih Fajri Assidiqie yang juga merupakan ASN hingga saat ini.
Sejak berdiri hingga 2006, berbagai kegiatan SAR yang dilakukan relawan FKSD biayanya berasal dari swadaya mandiri, bahkan tidak sedikit personelnya harus mengeluarkan kocek sendiri saat menjalankan misi kemanusiaan seperti operasi SAR.
Namun pada 2007 hingga 2009, para relawannya bisa sedikit berkurang bebannya karena Pemkab Sukabumi memberikan hibah yang bersumber dari APBD II sebesar 10 juta/tahun. Tapi sayangnya bantuan itu berhenti dari 2009 hingga 2018 sehingga dalam setiap menjalankan misi mereka harus mengeluarkan biaya sendiri maupun swadaya.
Bantuan hibah pun kembali didapat pada 2019-2020, tetapi kembali berhenti sejak 2021 hingga saat ini. Meskipun di tengah keterbatasan biaya operasional, tetapi tidak menyurutkan para relawan SAR terlatih ini untuk tetap menjalani berbagai operasi SAR.
Bahkan, hingga kini jumlah personel yang aktif mencapai 120 orang yang tersebar di berbagai kecamatan di Kabupaten Sukabumi. Keberadaan FKSD pun semakin diakui karena personelnya tidak pernah absen setiap ada operasi SAR.
FKSD yang dibentuk sebagai potensi relawan SAR daerah, secara struktur pelindung dan pembina di bawah Pemkab Sukabumi dan ke atas di bawah Basarnas , sebagai pengarah, juklak, puknis, pelatihan dan SOP atau sebagai kepanjangan tangan, membantu peran Basarnas pada operasi SAR.
Sehingga forum ini jelas keberadaannya atau tidak liar, bahkan memiliki personel yang terlatih dan siap ditempatkan di mana saja serta tidak pernah mengharapkan pamrih ataupun tanda jasa dari siapapun, karena dengan bisa membantu atau menolong sesama menjadi kebanggaan tersendiri.
Baca juga: Personel PMI dikerahkan bantu pencarian korban tenggelam di Sungai Cimandiri
Setiap menjalankan operasi SAR, tidak selalu mulus terkadang terjadi hal-hal yang tidak diinginkan apalagi seperti diketahui kondisi laut selatan Kabupaten Sukabumi yang miliki gelombang dan ombak tinggi serta arus bawah laut yang deras tentunya personel waspada.
Bahkan, selain harus membantu korban kecelakaan laut maupun sungai, nyawa relawan menjadi taruhannya dan bisa saja ikut menjadi korban. Ada beberapa pengalaman yang mungkin tidak pernah dilupakan para relawan FKSD saat melaksanakan operasi SAR di mana mereka nyaris menjadi korban.
Seperti, perahu yang digunakan untuk mengevakuasi jasad korban kecelakaan laut di di Pantai Ujung Genteng, Kecamatan Ciracap kehabisan BBM. Sehingga dari lokasi penemuan jenazah, para relawan harus mendayung perahunya sampai ke Dermaga Palangpang, Kecamatan Ciemas.
Setelah sampai dermaga, karena tidak membawa uang mereka akhirnya terpaksa meminjam BBM ke warga setempat agar bisa melanjutkan perjalanan sampai ke Palabuhanratu. Dengan kondisi darurat mereka pun harus melanjutkan perjalanannya pada malam hari tanpa alat penerangan.
Namun berkat usaha dan doa, para relawan ini tiba di Pantai Citepus, Palabuhanratu sekitar pukul 24.00 WIB dan kemudian tim SAR yang berada di darat langsung membawa jenazah ke RSUD Palabuhanratu.
Tidak hanya kehabisan BBM, pengalaman menegangkan lainnya yakni dua kali terjebak badai dan gelombang tinggi di tengah laut saat perjalanan pulang Operasi SAR. Bahkan, yang paling parah perahu yang ditumpangi sejumlah relawan FKSD saat melakukan pencarian disapu gelombang tinggi sehingga terbelah dua.
Namun, selama menjalankan misi kemanusiaan tidak pernah ada personelnya yang gugur, hanya ada beberapa yang mengalami luka-luka dan itu pun tidak terlalu parah.
Berkat dedikasi yang tidak hanya menjalankan operasi SAR, tetapi memberikan pelatihan tentang SAR dan mitigasi bencana, FKSD kerap diganjar penghargaan seperti penghargaan nasional dari Basarnas tentang keikutsertaan dalam operasi SAR jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak.
Baca juga: Puluhan Petugas Diterjunkan Evakuasi Bangkai Sukhoi
Kemudian penghargaan dari organisasi lingkungan sebagai penyampai materi peran serta masyarakat dalam mitigasi bencana. Penghargaan dari lembaga keagamaan Pondok Pesantren Assalaam Sukabumi dalam pelatihan, simulasi dan pembentukan Satgas Siaga SAR Santri dan tentunya masih banyak lagi.
Menjadi perintis
Kabupaten Sukabumi yang memiliki garis pantai sepanjang 117 km dan tingkat kerawanan bencana yang tinggi, tentunya menjadi perhatian FKSD di mana kabupaten terluas ke dua di Pulau Jawa dan Bali ini harus memiliki Pos SAR Basarnas.
Maka dari itu, pada 2007 di mana saat itu ada sosialisasi dari TIM Basarnas Kantor SAR Jakarta yang dipimpin langsung oleh Kepala Kantor SAR Jakarta melakukan sosialisasi secara resmi kepada Pemkab Sukabumi yang materinya adalah peran serta Basarnas dan keberadaan FKSD dalam penangan operasi SAR di daerah.
Baca juga: Tim SAR Selamatkan 10 Peziarah Gunung Salak
Ketua FKSD Okih Pajri menceritakan sesudah acara sosialisasi berakhir, ia kemudian memanfaatkannya ngobrol langsung dengan Kepala Kantor SAR Jakarta berkaitan dengan potensi terjadinya kecelakaan laut serta kerawanan bencana.
Pada kesempatan itu, ia pun memaparkan situasi kerawanan kejadian kecelakaan baik di gunung, rimba, laut, pantai dan sungai (gurilaps ) dan bencana karena Kabupaten Sukabumi merupakan salah daerah marketnya bencana.
Dari hasil obrolan tersebut Kepala Kantor SAR Jakarta menimbang dan memperhatikan bahwa Kabupaten Sukabumi sudah sangat layak di bangun Pos SAR Basarnas.
Baca juga: SAR Sukabumi Temukan Jasad Guru Korban Tenggelam
Selain itu, ia juga diminta untuk menyampaikan hal tersebut ke Bupati Sukabumi yang saat itu adalah Sukmawijaya sebagai dasar pembentukan Pos SAR, karena harus ada permohonan dari Pemkab Sukabumi dengan dasar-dasar yang menjadi pertimbangan
Akhirnya, Okih pun memberanikan diri menghadap bupati yang ternyata disambut baik dan tidak lama Bupati Sukabumi membuat permohonan yang di tanda tangan langsung olehnya yang ditunjukkan ke Kepala Basarnas di Jakarta. Berkat perjuangannya itu pada 2010 akhirnya terbit surat keputusan untuk pembuatan Pos SAR Basarnas di Kabupaten Sukabumi.
Meskipun saat ini sudah ada Pos SAR Basarnas, tetapi FKSD tetap eksis hingga saat ini dan ingin selalu menjadi yang terdepan dalam menjalankan misi kemanusiaan dan tentunya apa yang dilakukannya ini hanya mengharap pahala dari Allah SWT.
Dalam perjalanannya, FKSD ini saat ini sudah memiliki sejumlah peralatan untuk menjalankan operasi SAR meskipun sebagian besar didapatnya dari hasil swadaya para anggotanya seperti perahu ruberboat dan motor tempel satu unit, perahu rafting, perahu rafting vertical rescue.
Kendaraan bak terbuka yang merupakan pinjam pakai dari Pemkab Sukabumi dan perahu fiber hasil pinjam pakai dari Dinsos Kabupaten Sukabumi. FKSD pun berharap, organisasi ini bisa terus eksis dan memiliki peralatan serta logistik yang mumpuni.
Meskipun dengan keterbatasan yang ada, para relawan yang tergabung dalam forum tersebut harus diapresiasi karena bukan hanya tidak mengharapkan pamrih, tetapi siap merelakan pikiran, tenaga dan uang dalam menjalankan misi kemanusiaan.
Baca juga: Basarnas: 29 orang tenggelam di objek wisata air Sukabumi saat libur Lebaran
Baca juga: Basarnas raih 2 penghargaan implementasi BerAKHLAK dari ESQ Grup
Kiprah FKSD organisasi SAR berusia puluhan tahun mengabdi tanpa pamrih
Oleh Aditia Aulia Rohman Minggu, 18 Juni 2023 0:26 WIB