Jakarta (ANTARA) - Kantor Staf Presiden (KSP) meminta Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk meningkatkan distribusi minyak goreng kemasan rakyat (MGKR) Minyakita melalui pasar-pasar tradisional untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Tenaga Ahli Utama KSP Edy Priyono dalam keterangannya diterima di Jakarta, Rabu, mengakui MKGR Minyakita sudah tersedia di pasar-pasar tradisional dan modern, namun belum merata.
Menurut Edy, kondisi tersebut ditemukan saat tim KSP melakukan verifikasi lapangan mengenai ketersediaan dan harga minyak goreng curah baik Minyak Goreng Curah Rakyat (MGCR) maupun MKGR di pasar tradisional dan modern di Semarang, Jawa Tengah.
Baca juga: Warga Bekasi bisa beli minyak goreng curah pakai KTP
Baca juga: Luhut minta sosialisasi beli MGCR dengan PeduliLindungi diperpanjang 3 bulan
“Dari empat pasar yang kami (tim Kantor Staf Presiden) datangi, Minyakita masih tersedia di tiga pasar. Jadi distribusinya masih belum merata,” ungkap Edy.
Selain itu, menurut Edy, meskipun sudah tersedia di pasar, minat masyarakat untuk membeli MGKR merek Minyakita masih belum terlalu tinggi. Ia menilai hal itu karena harga Minyakita yang lebih mahal dibandingkan dengan minyak curah biasa atau MGCR.
Di pasar tradisional, kata dia, harga minyak goreng curah biasa berkisar Rp12.000 sampai Rp13.500 per kilogram. Sementara harga Minyakita sesuai dengan Harga Eeceran Tertinggi (HET) yakni Rp14.000 per liter.
Baca juga: Pemerintah mulai distribusikan minyak goreng curah seharga Rp14.000 per liter
“Bisa jadi selisih harga ini yang membuat masyarakat masih memilih minyak goreng curah biasa. Apalagi di lapangan kami juga masih menemukan beberapa pedagang menjual Minyakita dengan harga di atas HET,” kara Edy.
Menurut Edy, MKGR Minyakita memiliki beberapa keunggulan yakni dari sisi kemasan dengan menggunakan pillow pack atau standing pouch. Kemudian Minyakita, kata dia, lebih higienis.