Kabupaten Bogor (ANTARA) - PT Indocement Tunggal Prakarsa mencatat peningkatan pendapatan bersih sebesar 3,7 persen menjadi Rp6,9 triliun pada Semester 1/2022, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp6,6 triliun.
"Disebabkan oleh kenaikan harga jual pada tahun ini di Maret dan Juni untuk mendorong pertumbuhan pendapatan bersih di Semester 1/2022," ungkap Direktur dan Sekretaris Indocement, Antonius Maracos di Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat.
Namun, dari segi pendapatan keuangan, Indocement mencatat penurunan 66,7 persen, dari Rp76,8 miliar menjadi Rp25,6 miliar. Hal itu disebabkan oleh suku bunga keseluruhan yang lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu.
Baca juga: Indocement menyatakan komit melakukan pembangunan hijau
Marcos menyebutkan, Indocement membukukan volume penjualan domestik berupa produk semen dan klinker sebesar 7,5 juta ton hingga Semester 1/2022. Angka tersebut turun 448 ribu ton atau -5,6 persen dari volume periode yang sama tahun lalu.
Menurutnya, volume penjualan semen domestik (tanpa klinker) tercatat sebesar 7,1 juta ton, turun 302 ribu ton atau -4,1 persen dibandingkan volume pada Semester 1/2021, yang menyebabkan pangsa pasar domestik Perseroan menjadi 24,3 persen.
"Penjualan ekspor menurun -25,9 persen dari 222 ribu ton pada Semester 1/2021 menjadi 165 ribu ton di Semester 1/2022," kata Marcos.
Baca juga: Indocement raih dua penghargaan pada CSR dan PDB Awards 2022
Ia menyebutkan, beban pokok pendapatan pada Semester 1/2022 naik 12,5 persen dari Rp4,5 triliun menjadi Rp5,1 triliun yang disebabkan oleh kenaikan biaya energi, terutama dari melonjaknya harga batu bara dan harga BBM Industri. Sehingga, marjin laba bruto turun menjadi 25,6 persen di Semester 1/2022 dari 31,4 persen di Semester 1/2021.
"Untuk mengurangi biaya energi, perseroan terus meningkatkan pemakaian konsumsi bahan bakar alternatif dari 12,2 persen pada akhir 2021 menjadi 17,6 persen pada Juni 2022, termasuk peningkatan penggunaan batu bara berkalori rendah (LCV) dari 88 persen menjadi 90 persen," paparnya.
Marcos mengatakan, beban usaha juga naik sebesar 1,2 persen dari Rp1,4 triliun menjadi Rp1,5 triliun disebabkan oleh kenaikan biaya transportasi dan penyusutan dari penambahan aset-aset sewa pada 2022.
Baca juga: Indocement kembangkan P4M sektor pertanian jadi sarana edukasi di Bogor
"Akibatnya, marjin laba usaha turun dari 9,6 persen menjadi 4,8 persen dan marjin EBITDA berkurang dari 19,2 persen menjadi 13,3 persen pada Semester 1/2022," tutur Marcos.
Kemudian, Indocement mencatat beban pajak penghasilan bersih turun 47,2 persen dari Rp144,3 miliar menjadi Rp76,1 miliar disebabkan oleh penurunan laba. Sehingga dari angka keuangan di atas, laba periode berjalan turun 50,3 persen dari Rp586,6 miliar menjadi Rp291,5 miliar untuk Semester 1/2022.
Indocement catat peningkatan pendapatan bersih 3,7 persen di Semester 1/2022
Jumat, 19 Agustus 2022 22:15 WIB
Disebabkan oleh kenaikan harga jual pada tahun ini di Maret dan Juni untuk mendorong pertumbuhan pendapatan bersih di Semester 1/2022.