Bogor (Antara Megapolitan) - Sekitar 200 pegawai PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, Jawa Barat, berunjuk rasa di Balai Kota, Rabu, menuntut Direktur Utama turun dari jabatan, dan juga mengancam akan melakukan mogok kerja.
Dengan mengenakan seragam KORPRI, ratusan pegawai BUMD Kota Bogor ini berorasi, menolak sikap kesewenang-wenangan Direktur Utama PDAM Tirta Pakuan, Untung Kurniadi kepada para pegawainya.
"Aksi demo ini adalah puncak dari kekecewaan kami, setelah premi (dana pembagian hasil pendapatan perusahaan) untuk pegawai dipotong, sesuai kebijakan Dirut," kata salah seorang pengunjuk rasa.
Ia mengatakan, karyawan merasa tidak nyaman dengan sikap arogansi dan kesewenang-wenangan Dirut yang kerap mengeluarkan kata-kata kasar dan ancaman pemecatan.
"Kami tidak bisa menerima sikap kesewenangan Dirut, dan sedikit-sedikit kasih SP (surat peringatan) kepada pegawai, kami merasa tertekan," kata pegawagai lainnya.
Kuswandari salah satu pegawai mengatakan pernah menerima satu kali surat peringatan, dengan alasan karena dirinya tidak hadir dalam kegiatan "touring" dan bakti sosial kantor.
"Menurut saya kegiatan cuma untuk hiburan saja, bukan pekerjaan wajib yang harus dilakukan," katanya.
Sedikitnya ada tujuh bukti dan fakta kesewenangan Dirut PDAM Tirta Pakuan yang dikeluhkan oleh para pegawai yakni, jasa produksi tahun 2015 pegawai hanya meningkat 10-13 persen, sedangkan dirut 218 persen.
Insentif bulan Januari 2015 untuk dirut meningkat kurang lebih 172 persen, sedangkan pegawai turun 13 persen. Tidak ada penyesuaian gaji untuk pegawai dari tahun 2013-2916.
Pemecatan pegawai PKWT karena ada wartawan yang masuk ke ruang kerja dirut, studi banding ke Thailand yang melukai hati pegawai karena menggunakan dana PDAM.
Fakta berikutnya, terkait kata-kata yang membuat pegawai tidak nyaman dalam bekerja (kata tidak pantas) dilakukan oleh seorang dirut, serta sikap yang tidak adil terhadap pegawai.
Aksi unjuk rasa dilakukan oleh pegawai PDAM Tirta Pakuan dari berbagai bidang, baik itu bagian operasional, pelayanan, teknis, maupun pembaca meteran. Sebagian mereka adalah pegawai tetap.
Usai berunjuk rasa di Balai Kota, ratusan pegawai melanjutkan aksi menuju gedung DPRD. Dilakukan mediasi antara perwakilan pegawai yang berunjuk rasa dengan perwakilan dari manajemen PDAM Tirta Pakuan di hadapan Komisi B.
Mediasi antara pegawai dan perwakilan direksi PDAM berlangsung tertutup selama satu jam lebih. Usai melakukan mediasi, massa kembali bergerak ke Balai Kota untuk melanjutkan aksi unjuk rasa.
"Kami akan terus beraksi menuntut dirut mundur dari jabatan. Kami akan tunggu wali kota pulang dari Jepang," kata Njak salah satu koordinator aksi.
Hingga berita ini diturunkan ratusan pegawai ini masih melakukan aksi unjuk rasanya di Balai Kota Bogor. Mereka mendengar kabar Wali Kota akan pulang sore ini.
Menurut rencana, massa akan tetap melakukan aksi lanjutan besok, dengan tuntutan yang sama mendesak dirut turun dari jabatan.
Pegawai PDAM Kota Bogor Ancam Mogok Kerja
Rabu, 17 Februari 2016 16:14 WIB
Aksi demo ini adalah puncak dari kekecewaan kami, setelah premi (dana pembagian hasil pendapatan perusahaan) untuk pegawai dipotong, sesuai kebijakan Dirut.