Bogor (Antara Megapolitan) - Institut Pertanian Bogor menyosialisasikan pengelolaan kantin sehat dengan memberikan pembinaan kepada 206 pedagang makanan maupun pemilik kantin di dalam maupun luar Kampus Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
"Pembinaan kami berikan kepada pedagang makanan yang tersebar di dalam dan luar kampus, terdiri dari enam kantin fakultas, tujuh kantin penunjang dan lima corner yang terdiri dari 71 kios serta 123 kios pedagang yang berada di luar kampus," kata Direktur Pengembangan Bisnis IPB Yusli Wardiatno di Bogor, Selasa.
Dikatakannya, dalam pembinaan tersebut, para pedagang makanan dan pengelola kantin yang ada di lingkar kampus diberikan pemahaman seputar standarisasi kantin sehat, aman dan bersih seperti apa.
"Selama pembinaan, kami (IPB-red) akan melakukan pengawasan dengan menerapkan standar sarana prasarana, standar higienis dan sanitasi, pedoman penyelenggaraan, pengelolaan, pengawasan serta pembinaan kantin di luar maupun dalam kampus," katanya.
Menurutnya, untuk memastikan atau menjamin kantin yang dikelola oleh para mitra IPB (masyarakat-red) tetap sehat, bersih dan aman, IPB juga membuat petunjuk teknis kantin sehat yang harus dilaksanakan oleh para pengelola dan pedagang makanan.
Dijelaskannya, dalam petunjuk teknis tersebut, ditetapkan pemeriksaan kantin dilakukan IPB secara menyeluruh dan pemeriksaan setiap kios di kantin dengan memperhatikan lima aspek yakni konstruksi dan desaen bangunan, sanitasi lokasi dan lingkungan, fasilitas kantin, pasokan air dan operasional sanitasi kantin.
"Pemeriksaan juga memperhatikan lima aspek yakni persepsi pemilik, sanitasi dan higienis karyawan kantin, penggunaan bahan kimia, peralatan untuk penanganan makanan jajanan meliputi pengelolaan dan penyajian serta pengolahan," katanya.
Tidak hanya itu, lanjut dia, dalam pembinaan tersebut, pemeriksaan dan penilaian terhadap kantin maupun kios sehat dilakukan minimal dua bulan sekali. Dari hasil penilaian tersebut, pedagang maupun pemiliki kios yang melanggar standarisasi akan diberikan sanksi mulai dari surat peringatan hingga pencabutan izin penggunaan kantin atau kiosnya.
"Sebenarnya pembinaan terhadap pengelola kantin dan pedagang ini sudah dilakukan oleh IPB sejak dulu. Tahun 2014 lalu dilakukan inspeksi kantin sehat yang ditindaklanjuti dengan workshop pedagang dan monitoring evaluasi lomba kantin sehat," kata dia.
Lanjut di tahun 2015, katanya, dilakukan kembali inspeksi kepada para pedagang dan pengelola kantin terhadap bahan pangan yang digunakan mencegah adanya bahan berbahaya seperti borak, formalin, dan pewarna sintetis.
"Kami juga menindaklanjuti pembinaan dengan pelatihan dan temu pedagang Babakan Raya dan Plasma," katanya.
Yusli menambahkan, dengan kegiatan pembinaan tersebut terjadi peningkatan kesadaran penyelanggaraan kantin sehat di kalangan para pedagang. Ini ditujukan dengan pemakaian celemek saat berdagang dan meningkatnya kebersihan lingkungan sekitar kantin.
"Para pedagang juga melakukan perbaikan sarana dan prasaran dengan membangun tempat cuci tangan dan tembok belakang kantin, serta menyediakan bahan pangan sehat serta aman. Setiap tahun kita juga memperlombakan kantin sehat, mendorong kantin untuk menjadi yang terbaik," katanya.
Seperti yang ramai diberitakan sejumlah mahasiswa IPB dirawat di rumah sakit karena terserang virus Hepatitis A. Virus tersebut merupakan penyakit yang penularannya berasal dari vekal oral atau dari mulut yang berkaitan dengan makanan dan minuman. Proses penyajian makanan yang tidak bersih, higienis ditambah kondisi lingkungan yang tidak baik, memicu timbulnya virus tersebut.
IPB Sosialisasikan Pengelolaan Kantin Sehat
Selasa, 15 Desember 2015 21:55 WIB
Pemeriksaan juga memperhatikan lima aspek yakni persepsi pemilik, sanitasi dan higienis karyawan kantin, penggunaan bahan kimia,...