Zurich (ANTARA) - Sedikitnya 351 orang di Ukraina dipastikan tewas dan 707 lainnya mengalami luka sejak pasukan Rusia melancarkan serangan pada 24 Februari, meski angka sebenarnya kemungkinan "jauh lebih tinggi", menurut misi pemantau PBB, Sabtu (5/3).
Sebagian besar korban sipil tewas akibat penggunaan senjata peledak, termasuk penembakan dari artileri berat dan sistem peluncur banyak roket serta serangan udara. Akibatnya, area terdampak pun meluas, kata pemantau dari OHCHR.
OHCHR adalah kantor komisioner tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) urusan hak asasi manusia.
Baca juga: Rusia tuduh "nasionalis" Ukraina berupaya gagalkan koridor kemanusiaan
Baca juga: WHO khawatir pengungsi susulan yang tinggalkan Ukraina akan lebih rentan
"OHCHR meyakini bahwa jumlah (korban) yang sesungguhnya jauh lebih tinggi, terutama di wilayah kekuasaan Pemerintah dan dalam beberapa hari belakangan, sebab perolehan informasi dari sejumlah titik perang tertunda dan banyak laporan yang masih menunggu konfirmasi," katanya.
Misi itu menyebutkan bahwa dugaan soal ratusan korban jiwa berjatuhan di Volnovakha belum dikonfirmasi. Di kota itu, jalur evakuasi yang aman sedang diupayakan untuk melewati pengepungan pasukan Rusia.
Sumber: Reuters
PBB sebut Sedikitnya 350 warga sipil di Ukraina tewas sejak invasi Rusia
Minggu, 6 Maret 2022 17:55 WIB
Puing-puing berserakan di sekitar lubang di sebuah jalan, tempat beberapa rumah rusak akibat ledakan, menyusul serangan udara di Bila Tserkva, Kyiv Oblast, Ukraina, Sabtu (5/3/2022). Foto didapatkan dari media sosial. ANTARA FOTO/Kyiv Oblast Police/Handout via REUTERS/WSJ/cfo
OHCHR adalah kantor komisioner tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) urusan hak asasi manusia.
