"Vaksinasi COVID-19 ini baru buat anak-anak, perlu ada kesiagaan instansi dan dinas yang ditunjuk pemerintah melaksanakannya terhadap KIPI sebagai upaya memastikan anak-anak akan baik-baik saja setelah divaksin," kata Atang di Kota Bogor, Kamis.
Menurut Atang, pelaksanaan vaksinasi untuk anak-anak usia 6-11 tahun ini perlu dipersiapkan dan dilaksanakan secara matang, yang jika berjalan lancar akan menunjang pelaksanaan PTM terbatas ataupun PTM di waktu yang akan datang, dapat lebih baik dan optimal.
Terlebih, Pemerintah Kota Bogor menargetkan pelaksanaan dosis pertama vaksinasi COVID-19 bagi 100.862 anak usia 6-11 tahun rampung dalam waktu relatif cepat yakni satu bulan sejak 14 Desember 2021 hingga 15 Januari 2022 dan untuk dosis kedua selesai pada 22 Februari 2022.
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan pemerintah mengenai kegiatan vaksinasi anak usia 6-11 agar terhindar efek samping yang tidak diharapkan di daerahnya.
Pertama, pemerintah perlu memastikan dan menyampaikan secara luas hasil efikasi atau kemanjuran vaksin dalam melawan suatu penyakit pada orang yang sudah divaksinasi saat tahap uji klinis.
Selain itu, perlu juga secara khusus mengedukasi orang tua siswa atau anak-anak yang tidak bersekolah mengenai keamanan dosis maupun jenis vaksin agar tidak menimbulkan kekhawatiran atas KIPI sebagai efek samping yang mungkin timbul.
Menurut informasi Dinas Kesehatan, KIPI adalah respons tubuh terhadap vaksin yang disuntikkan berupa reaksi ringan yang bersifat lokal, mudah diatasi dan bisa hilang dengan sendirinya seperti demam, pusing maupun nyeri.
Sementara KIPI berat menunjukkan gejala yang parah dan biasanya tidak berlangsung lama seperti kecacatan, syok anafilaktik dan alergi.
Oleh karena itu, kata Atang, hal yang ketiga dalam pelaksanaan vaksinasi COVID-19 bagi anak-anak pemerintah perlu memastikan prosedur pelaksanaan yang berlaku, jelas, terinci dan mudah dimengerti.
Selanjutnya, dalam pelaksanaan bisa tetap memperhatikan prokes dan berbagai hal lain.
*Kita berharap vaksinasi untuk anak-anak ini berjalan sesuai harapan dan menjadikan kekebalan alami anak-anak bisa terbangun lebih baik. Akhirnya, proses pembelajaran bisa berlangsung normal kembali," katanya.