Cape Town (ANTARA) - Afrika Selatan sedang dilanda gelombang keempat pandemi COVID-19 akibat varian Omicron, yang telah ditemukan di tujuh dari sembilan provinsi, kata Menteri Kesehatan Joe Phaala, Jumat.
Omicron, yang telah meningkatkan kekhawatiran di seluruh dunia soal lonjakan infeksi virus corona, pertama kali terdeteksi di kawasan Afrika bagian selatan.
Perkembangan itu membuat banyak negara di seluruh kawasan memberlakukan larangan perjalanan serta menerapkan berbagai langkah lain untuk menghadang penyebaran varian tersebut.
Phaahla mengatakan dalam acara jumpa pers bahwa ia berharap Omicron bisa ditangani tanpa menyebabkan terlalu banyak kematian.
Baca juga: Spanyol temukan kasus pertama COVID-19 Omicron
Menkes mendesak semua warga Afrika Selatan agar divaksin secara lengkap.
Ia menambahkan bahwa Afsel kemungkinan bisa menangani gelombang keempat COVID tanpa harus memberlakukan pembatasan yang lebih ketat selama Natal.
Ilmuwan terkemuka Institut Nasional untuk Penyakit Menular Afsel, Michelle Grrome, mengatakan dalam konferensi pers bahwa Afsel sedang menghadapi peningkatan infeksi yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam waktu singkat gara-gara Omicron.
Kelompok yang tertular varian itu juga bergerak dari kalangan usia muda ke kalangan yang lebih tua, katanya.
Baca juga: Dinkes Depok minta warga waspadai varian Omicron
Ia memperingatkan agar kesiapsiagaan ditingkatkan dengan juga menambah persediaan ranjang dan staf di ruang perawatan anak di rumah sakit karena ada peningkatan jumlah anak di bawah usia empat tahun yang perlu dirawat.
Omicron telah dinyatakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai varian yang harus diwaspadai.
Para ilmuwan sedang mengumpulkan data untuk mencari tahu seberapa mudah Omicron bisa menular dan seberapa parah penyakit yang bisa ditimbulkan varian tersebut.
Sumber: Reuters
Afrika Selatan dilanda gelombang keempat COVID-19 akibat Omicron
Jumat, 3 Desember 2021 21:40 WIB
Omicron, yang telah meningkatkan kekhawatiran di seluruh dunia soal lonjakan infeksi virus corona, pertama kali terdeteksi di kawasan Afrika bagian selatan.