Lampung Timur (Antara Megapolitan) - Sejumlah petani pemilik pohon jengkol di Kabupaten Lampung Timur, Lampung mengatakan saat ini sedang panen dan menikmati harga lumayan tinggi meskipun cenderung turun karena banyaknya pasokan.
Fauji, pemilik 20 batang pohon jengkol di Dusun Munjuk Desa Labuhan Maringgai Kecamatan Labuhan Maringgai, Lampung Timur, Minggu, membenarkan saat ini para petani yang memiliki pohon jongkol di sejumlah wilayah Kabupaten Lampung Timur memang sedang panen jengkol.
Menurutnya, pada beberapa tempat saat ini sedang memanen jengkol itu, di antaranya di Kecamatan Labuhan Maringgai, Melinting, Jabung, Gunung Pelindung, dan beberapa daerah lainnya.
Fauji mengaku, dalam minggu ini dirinya baru saja memanen buah jengkol dan mendapatkan lima kuintal buah jengkol.
Dia menyebutkan, saat ini harga buah jengkol di daerahnya dihargai Rp6.500/kg.
Harga itu, kata Fauji, lebih rendah dari beberapa minggu yang lalu yang mencapai Rp12.500/kg.
"Harganya sekarang turun, kemarin-kemarin awal oktober bisa mencapai Rp10.000 hingga Rp12.500 per kg, mungkin penurunan harga disebapkan karena sedang panen jengkol," katanya.
Dia mengungkapkan, hasil panen buah jengkolnya dijual kepada pedagang setempat, dan para pedagang tersebut menjualnya lagi ke sejumlah pasar di wilayah Lampung Timur maupun dijual ke sejumlah pasar di Jakarta.
Menurut Fauji, buah jengkol asal Lampung itu dihargai tinggi oleh para pedagang di Jakarta. "Di Jakarta buah jengkol dijual eceran bisa mencapai Rp20.000 hingga Rp25.000 per kg," ujarnya.
Di Pasar Labuhan Maringgai saat ini buah jengkol dijual Rp8.000/kg, menurut para pedagang setempat, harga jengkol itu turun dari beberapa minggu sebelumnya karena pasokan yang cukup banyak saat panen jengkol sekarang ini.
Di Indonesia, masyarakat mengenal buah jengkol sebagai bahan pangan, dan sebagian masyarakat gemar mengkonsumsi buah ini.
Jengkol termasuk suku polong-polongan (Fabaceae), buahnya berupa polong dan bentuknya gepeng berbelit membentuk spiral, berwarna lembayung tua.
Biji buah ini berkulit ari tipis dengan warna coklat mengkilap.
Jengkol dapat menimbulkan bau tidak sedap pada urine setelah diolah dan diproses oleh pencernaan, terutama bila dimakan segar sebagai lalapan.
Biji jengkol dalam keadaan matang keras berubah menjadi lunak dan empuk setelah direbus atau sedikit liat setelah digoreng, tapi tekstur inilah yang membuatnya disukai untuk dikonsumsi.
Bagi beberapa orang juga menyukai konsumsi biji mudanya sebagai lalapan dalam keadaan mentah yang jauh lebih keras dan pahit.
Petani Jengkol Lampung Untung Besar
Minggu, 25 Oktober 2015 14:55 WIB
Dalam minggu ini dirinya baru saja memanen buah jengkol dan mendapatkan lima kuintal buah jengkol.