Purwakarta (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, memanfaatkan lahan perkebunan seluas sekitar 15 hektare untuk ditanami padi gogo dengan bibit varietas unggul.
Penjabat Bupati Purwakarta Benni Irwan di Purwakarta, Senin, mengatakan bahwa Purwakarta mempunyai lahan sawah yang cukup untuk menanam padi, tapi Pemkab Purwakarta mempunyai tanggung jawab untuk lebih meningkatkan produksi padi.
Selain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Purwakarta sendiri sekarang dan yang akan datang, produksi padi juga untuk mendukung pemenuhan kebutuhan beras di Jawa Barat dan Indonesia.
"Purwakarta merupakan salah satu daerah yang memang memiliki kelebihan untuk lahan pertanian, khususnya untuk padi. Bersama dengan Karawang, Subang dan beberapa daerah lainnya, kita mempunyai tanggung jawab untuk itu," katanya.
Baca juga: Dinas Pertanian Purwakarta ajak petani asuransikan areal sawahnya
Baca juga: Sawah seluas 8.975 hektare di Purwakarta diasuransikan
Menurut Benni, selain beras atau padi yang dihasilkan di areal sawah, Pemkab Purwakarta juga mengambil strategi lain di bidang pertanian, yakni memanfaatkan lahan perkebunan yang ditanami dengan padi gogo.
Pemkab Karawang Bersama dengan Forkopimda yang didukung pihak Perhutani, masyarakat dan petani pihaknya telah melaksanakan penanaman tanaman padi gogo.
Penanaman tanaman padi gogo tersebut dilaksanakan di atas lahan seluas 15 hektare di Desa Benteng Kecamatan Campaka, Karawang.
"Target kita untuk tanam padi gogo sebenarnya di atas lahan 200 hektare. Kami akan kerja sama dengan TNI, Polri, dan lain-lain dalam pengembangan tanaman padi gogo," kata Benni.
Baca juga: Produksi padi Purwakarta cukup tinggi capai 149.812 ton pada semester pertama 2024
Penanaman tanaman padi gogo ini dilaksanakan sebagai upaya untuk mendukung program Presiden Prabowo Subianto terkait ketahanan pangan.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Purwakarta, Sri Jaya Midan menyampaikan bahwa Purwakarta mengalami surplus beras sekitar 49 ribu ton.
"Tapi jumlah produksi beras itu masih memerlukan tambahan, karena ke depan tidak tahu kondisinya seperti apa. Apalagi ada kebijakan pemerintah untuk melaksanakan program yang lain yakni makan bergizi gratis," kata dia.