Jakarta (Antara Megapolitan) - Pengendara remaja berusia 16-20 tahun menjadi penyumbang mayoritas korban kecelakaan lalu lintas Indonesia dengan perkiraan 28 ribu korban meninggal atau 72 orang meninggal setiap harinya, berdasarkan data dari World Bank.
"Pengendara remaja seringkali terlibat dalam kecelakaan lalu lintas yang fatal bahkan berujung kematian. Kecelakaan diakibatkan oleh remaja usia 16 tahun hampir dua kali lipat lebih banyak daripada remaja usia 18-19 tahun, bahkan tiga kali lebih sering bila dibandingkan pengemudi berusia di atas 20 tahun," kata Direktur Pengelola Carmudi, perusahaan dealer mobil daring (online) Indonesia, Wouter van der Kolk, melalui keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.
Dari riset yang dilakukan Carmudi melalui "National Institute of Health" di Amerika Serikat, kecenderungan remaja dalam mengemudi secara sembrono dipengaruhi oleh kemampuan untuk mengukur risiko dan mengendalikan perilaku impulsif, namun hal yang dikontrol dalam bagian otak tersebut baru berkembang ketika seseorang mencapai usia 25 tahun.
Bagian otak tersebut bernama "nuccleus accumbens" yang terkait dengan kesenangan, berkembang mulai dari masa kanak-kanak dan mencapai batas maksimum di usia remaja kemudian menyusut.
Pada otak remaja, hal itu membuat mereka merasakan kesenangan yang terkontrol bahkan seringkali membuat mereka melupakan risiko yang terjadi atas perilaku sembrono.
Jika dikaitkan dengan perilaku mengemudi, remaja sering melakukan kegiatan yang berisiko tinggi seperti mengemudi sambil membaca dan menulis pesan di telepon seluler.
Studi mencatat bila remaja telah mengemudi secara reguler dalam jangka waktu enam bulan, remaja tersebut akan lebih sering mengemudi sambil melakukan aktivitas lain.
"Menulis dan membaca pesan, mengemudi sambil menelepon dan bahkan bermain 'game' seringkali dilakukan remaja ketika mengemudi apalagi bila jalanan macet, sehingga hal ini meningkatkan kemungkinan kecelakaan terjadi pada remaja," kata Wouter.
Usia kendaraan yang dikendarai remaja juga berpengaruh terhadap potensi kecelakaan karena hampir setengah jumlah pengemudi remaja berusia 15-17 tahun yang tewas dalam kecelakaan lalin dari 2008 hingga 2012, ternyata mengemudi kendaraan yang berumur di atas 11 tahun.
Umur kendaraan yang tua serta fitur-fitur keselamatan yang terbatas ditambah dengan gaya mengemudi remaja yang sembrono sangat berpotensi menyebabkan kecelakaan.
Orangtua pun memegang peranan dalam mengedukasi remaja agar mengemudi secara benar, salah satunya mengingatkan pentingnya penggunaan sabuk pengaman dan tidak mengemudi sambil menulis pesan.
Korban Lakalantas Terbanyak Adalah Remaja
Selasa, 22 September 2015 17:07 WIB
Pada otak remaja, hal itu membuat mereka merasakan kesenangan yang terkontrol bahkan seringkali membuat mereka melupakan risiko yang terjadi atas perilaku sembrono.