Jakarta (Antara Megapolitan) - Organisasi lingkungan WWF dalam Living Blue Planet Report menyebutkan kondisi laut beserta sumber dayanya yang terus menurun dalam beberapa dekade terakhir dapat diperbaiki untuk kembali pada tingkat kelestarian yang mampu menopang kehidupan manusia.
CEO WWF-Indonesia Efransjah dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis, perubahan mendasar yang dibutuhkan adalah mengubah pola hidup kita kepada batas daya dukung laut sehingga laut bisa menjamin ketahanan pangan, menjadi sumber penghidupan, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan menjaga keseimbangan ekosistem global.
Kawasan perairan Indonesia masih menjadi target utama para pelaku penangkapan ikan secara ilegal (illegal fishing). Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada tahun 2014 mencatat kerugian negara akibat tindakan illegal fishing diperkirakan lebih dari Rp101 triliun.
Tingkat kerugian tersebut sekitar 25 persen dari total potensi perikanan yang dimiliki Indonesia sebesar 1,6 juta ton per tahun.
Jika melihat secara global, ia mengatakan potensi laut dunia, termasuk Indonesia, dihadapkan pada tantangan terbesar dari praktik illegal fishing serta praktik kepariwisataan bahari yang belum mengikuti kaidah konservasi yang mengakibatkan kerugian besar ekonomi dan mengancam keanekaragaman hayati laut.
Selain eksploitasi sumber daya laut yang berlebihan, menurut dia, perubahan iklim dan perusakan habitat laut menjadi ancaman serius khususnya bagi mereka yang hidup pada garis kemiskinan yang bergantung kehidupannya pada sumber daya laut.
Berdasarkan analisa dari sampel global lebih dari 1200 spesies laut, tidak hanya ikan, diperkirakan penurunan setengah dari populasi laut terjadi antara tahun 1970--2012. Terumbu karang bahkan diprediksi bisa punah pada tahun 2050 sebagai dampak dari perubahan iklim.
Padahal sedikitnya 25 persen dari semua populasi spesies laut dan setidaknya 850 juta orang bergantung langsung kepada jasa ekonomi, sosial, dan budaya yang disediakan terumbu karang. Temuan ini berdasar pada analisis peneliti di Zoological Society of London (ZSL) atas data statistik yang sebelumnya dilaporkan dalam WWF Living Planet Report 2014.
Direktur Jenderal WWF Internasional Marco Lambertini mengatakan Living Blue Planet Report diterbitkan untuk memberikan gambaran terkini dari keadaan laut.
Dalam kurun waktu satu generasi, aktivitas manusia telah menimbulkan kerusakan parah pada laut dengan menangkap ikan pada laju yang lebih cepat daripada siklus reproduksinya, sementara itu praktek penangkapan dan pembangunan pesisir juga menghancurkan tempat mereka untuk berkembangbiak.
Perubahan besar diperlukan untuk memastikan kehidupan laut yang tetap melimpah untuk generasi mendatang, ujar dia.
Kata WWF Soal Kondisi Laut Kita
Kamis, 17 September 2015 16:27 WIB
Tingkat kerugian tersebut sekitar 25 persen dari total potensi perikanan yang dimiliki Indonesia sebesar 1,6 juta ton per tahun.