Jakarta (ANTARA) - Para pejabat tingkat menteri perdagangan negara-negara yang tergabung dalam Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) sepakat untuk mempercepat aliran distribusi vaksin dan barang-barang terkait lintas batas untuk melawan pandemi COVID-19.
Kesepakatan tersebut tertuang dalam pernyataan bersama para mendag APEC yang dikeluarkan usai pertemuan pejabat tingkat menteri perdagangan APEC pada Sabtu (5/6) malam dari Selandia Baru yang merupakan tuan rumah APEC 2021, di mana pertemuan itu dipimpin oleh Menteri Perdagangan Selandia Baru Damien O’Connor.
“Saat kita menghadapi krisis kesehatan dan ekonomi terbesar dalam masa kehidupan kita, saya merasa berbesar hati saat melihat bagaimana kami bersatu untuk membuat kemajuan. Kami mewakili setengah dari PDB global dan ingin menggunakan perdagangan sebagai kekuatan untuk kebaikan,” kata O’Connor, dikutip dari pernyataan yang diterima di Jakarta, Minggu dini hari.
Baca juga: China mengizinkan Sinovac digunakan untuk usia 3-17 tahun
Dia mengatakan bahwa para menteri perdagangan APEC telah menyetujui sejumlah hal, termasuk percepatan aliran distribusi vaksin dan barang-barang terkait vaksin dengan mengeliminasi pembatasan perdagangan yang meningkatkan harga vaksin dan barang-barang pendukungnya.
Poin lain yang disepakati oleh para pejabat APEC adalah serangkaian pedoman bagi otoritas Bea Cukai masing-masing negara guna memastikan bahwa vaksin dapat masuk melalui pelabuhan dan bandara secepat mungkin tanpa ada penundaan.
Selain itu, terdapat pula kesepakatan atas penghapusan hambatan terhadap layanan pengiriman dan logistik untuk mendukung perdagangan vaksin dan barang terkait vaksin untuk membantu memerangi pandemi.
Baca juga: 25.725 warga lansia Depok sudah divaksin dosis pertama
Dalam pertemuan tersebut APEC juga telah kembali ke peran tradisionalnya untuk memperjuangkan multilateralisme, termasuk dengan “meremajakan Organisasi Perdagangan Dunia dan menyuntikkan momentum ke dalam serangkaian negosiasi perdagangan dengan tujuan untuk menyelesaikannya pada akhir tahun ini”.
Menggandakan pemulihan berkelanjutan dengan mendorong WTO untuk menyetujui bahwa pemerintah-pemerintah tak boleh membayar subsidi yang mempromosikan penangkapan ikan berlebihan dan menyelesaikan negosiasi mereka pada akhir Juli juga menjadi salah satu langkah untuk memperjuangkan multilaterlisme dalam konteks pelestarian lingkungan.
Baca juga: Nah, Gedung Sate ditutup hingga 9 Juni terkait 31 orang positif COVID-19
APEC juga memulai reformasi subsidi terhadap industri minyak fosil yang berkontribusi terhadap krisis iklim.
“Sangat menggembirakan melihat para menteri perdagangan APEC bekerja sama untuk menanggapi pandemi COVID secara praktis dan konkret dan membangun kembali ekonomi kita,” kata O’Connor.