Istiono dalam keterangan persnya diterima di Jakarta, Senin, mengatakan volume kendaraan yang melintasi arah Jabodetabek mencapai 21.000 unit pada akhir pekan ini, padahal biasanya jumlah kendaraan arus balik lebih dari 60.000 unit.
“Untuk biasanya arus balik di atas 60 ribu. Kita lihat nanti perkembangannya,” kata Istiono.
Istiono sempat memantau kesiapsiagaan petugas di Pos Penyekat KM34 Tol Cikampek-Jakarta yang didampingi Kabag Ops Korlantas Polri Kombes Pol Rudy Antariksawan, dan Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo.
Berdasarkan statistik, Istiono mengatakan volume kendaraan dari Jawa Tengah yang masuk Jabodetabek pada musim arus balik lebaran 2020 menurun sebesar 52 persen, dari Jabar menurun 56 persen, dan dari Sumatera menuju Jabodetabek menurun 73 persen.
Dari hasil data tersebut, Istiono memperkirakan puncak arus balik Idul Fitri 1442 Hijriah berpotensi terjadi pada akhir pekan depan.
Baca juga: Ampuhkah Bakauheni menjadi gerbang pemutus pandemi ?
Baca juga: Ampuhkah Bakauheni menjadi gerbang pemutus pandemi ?
Lebih lanjut, Istiono mengatakan penurunan volume kendaraan yang memasuki wilayah DKI Jakarta dipengaruhi Aparat Sipil Negara (ASN),TNI, Polri dan karyawan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang patuh untuk tidak mudik.
“Penurunan angka pemudik indikasi kepatuhan ASN, TNI dan Polri yang tidak melakukan mudik,” katanya.
Sementara itu, Kakorlantas juga menjelaskan kendaraan yang diputarbalikkan agar tidak terjadi kerumunan massa pada sejumlah konsentrasi wisata sebanyak 42.307 unit.
“Saya harapkan masyarakat benar-benar paham kondisi itu karena petugas di lapangan sudah bekerja keras, sudah maksimal untuk menekan penyebaran COVID-19,” ucap Istiono.
Sebelumnya, Korlantas Polri memperketat pemeriksaan setiap kendaraan yang memasuki wilayah Jabodetabek pada arus balik lebaran 2021 dengan mendirikan 109 pos pemeriksaan untuk menggelar tes antigen secara acak yang bertujuan menekan kasus COVID-19.