Boyolali (Antara Megapolitan) - Jumlah wisatawan yang melakukan pendakian ke puncak Gunung Merapi melalui, Dusun Plalangan, Desa Lencoh, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, selama Ramadhan mengalami penurunan yang cukup signifikan.
"Jumlah pendaki ke Merapi selama Ramadhan memang turun dratis dibanding hari biasanya, rata-rata sepekan hanya sekitar lima wisatawan per hari," kata petugas jaga retribusi pendakian dari Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM), Samsuri, di Boyolali, Senin.
Menurut Samsuri, jumlah pendaki pada Sabtu (4/7) hingga Minggu (5/7) malam hanya sekitar 20 pendaki. Padahal pendaki pada waktu yang sama jika tidak bulan puasa bisa mencapai sekitar 100 hingga 200 orang.
Kendati demikian, pihaknya memperkirakan pendaki mengalami peningkatan pada Lebaran yang bertepatan dengan liburan sekolah bisa lebih dari 300 orang.
"Pada Lebaran tahun lalu jumlah pendaki tercatat mencapai 300 orang, baik dari lokal maupun luar negeri," kata Samsuri yang juga sebagai anggota Tim SAR Barameru Desa Lencoh Selo, Kecamatan Selo, itu.
Bahkan, jumlah pendaki selama sepekan dengan kondisi cuaca bagus seperti sekarang ini, bisa mencapai 500 pengunjung. Mereka melakukan pendakian ke Merapi dengan batas ketinggian sampai Pasar Bubrah saja.
"Pendaki dilarang mendekat ke kawasan kawah atau Puncak Garuda karena sangat berbahaya. Daerah itu, berjarak sekitar satu kilometer meter dari Pos Pasar Bubrah," kata Samsuri.
Menurut dia, jarak Pos Pasar Bubrah dari base camp di Dusun Plalangan sekitar empat kilometer atau berjalanan normal memerlukan waktu sekitar tiga setengah jam.
"Kami melakukan pemantauan dari bahwa melalui alat "closed circuit television" (CCTV) yang dipasang di beberap titik di puncak. Sehingga, pendaki yang nekat mendekati kawah akan terekam jelas dari bawah," kata Samsuri.
Selain itu, para pendaki yang meminta bantuan petugas SAR di bawah bisa melambaikan tangannya melalui alat CCTV di Pos Pasar Bubrah atau menghubungi melalui nomor telepon yang tertulis dalam tiket retribusi masuk.
Dia menjelaskan para pendaki selama bulan Ramadhan mayoritas orang lokal, seperti Yogyakarta, Solo dan Boyolali, sedangkan wisatawan asing yang ke puncak Merapi hanya satu dua orang saja.
"Mereka kebanyakan mendirikan tenda di Pasar Bubrah hingga pagi hari kemudian mengabadikan dengan foto-foto ketika matahari terbit dan menikmati pemandangan alam pegunungan yang sangat indah," katanya.
Para pendaki sebelum melakukan pendakian harus melalui pemeriksaan petugas untuk mengecek perlengkapan dan persiapan bekalnya. Mereka juga diwajibkan meninggalkan kartu identitas asli, seperti kartu tanda penduduk (KTP) di petugas jaga.
Para pendaki hanya dikenai biaya retribusi sebesar Rp17.500 per orang setiap hari libur atau Sabtu malam minggu, sedangkan hari biasa hanya Rp15.000 per orang.
Menurut dia, kondisi cuaca di kawasan Merapi sangat bersahabat dengan wisatawan pencinta alam karena sangat cerah, tidak hujan dan puncak bersih dari kabut.
Namun, kondisi cuaca puncak Merapi udaranya sangat dingin sehingga pendaki menyiapkan jaket tebal agar badan tidak kedinginan. Sedangkan, cuaca pada siang hari sangat panas sekali.
"Pada pendaki biasanya mulai turun dari Pos Pasar Bubrah sekitar pukul 08.00 WIB hingga 10.00 WIB, dan sampia base camp siang hari," kata Samsuri.
Pendaki Gunung Merapi Turun Selama Ramadhan
Selasa, 7 Juli 2015 10:36 WIB
Pada Lebaran tahun lalu jumlah pendaki tercatat mencapai 300 orang, baik dari lokal maupun luar negeri.