Bangkok (ANTARA) - Thailand, negara pertama di luar China yang melaporkan infeksi virus baru corona, melaporkan nol kasus baru untuk pertama kalinya dalam dua bulan pada Rabu, saat pemerintah mempertimbangkan untuk lebih melonggarkan aturan pembatasan terhadap bisnis.
"Kita semua dapat merasa lega tetapi jangan terlena," kata Taweesin Wisanuyothin, juru bicara Pusat Administrasi Situasi COVID-19.
"Kami perlu melanjutkan langkah-langkah utama ... mencuci tangan, menjaga jarak sosial dan menggunakan masker," katanya.
Baca juga: Gara-gara wabah corona, 48.289 pekerja pariwisata di Jabar dirumahkan
Thailand menemukan kasus perdana COVID-19, dari turis asal China pada 13 Januari. Sejak itu Thailand mencatat 3.017 infeksi dengan 56 kematian.
Taweesin mengatakan daerah yang masih paling berisiko termasuk Bangkok dan provinsi-provinsi sekitarnya, serta Thailand selatan, di mana tercatat sejumlah besar kasus dalam dua pekan terakhir.
Yang menjadi pemicu lonjakan kasus di wilayah selatan negara itu adalah klaster di pusat penahanan imigrasi di Provinsi Songkhla dan di sejumlah provinsi yang berbatasan dengan Malaysia.
Malaysia telah mencatat 6.742 kasus COVID-19 dengan 109 kematian.
Baca juga: Dedi Mulyadi: Penanganan COVID-19 bisa dilakukan berbasis kearifan lokal
Thailand mencatatkan nol kasus baru terakhir pada 9 Maret, tetapi dalam dua pekan jumlah kasus baru harian melonjak hingga dua digit dan selanjutnya lebih dari 100 kasus per hari.
Peningkatan drastis itu mendorong pemerintah Thailand untuk memerintahkan penutupan mal perbelanjaan, restoran, gimnasium, dan usaha lainnya serta memberlakukan jam malam pada pukul 22.00.
Baca juga: Wali Kota Bogor dampingi Presiden tinjau penyerahan bansos tunai di Kantor Pos Bogor
Pekan lalu saat jumlah kasus baru menurun, sejumlah pembatasan dicabut sehingga usaha seperti salon dan perawatan hewan peliharaan diizinkan beroperasi.
Pemerintah sedang mempertimbangkan pengoperasian kembali mal perbelanjaan pekan depan.
Sumber: Reuters.
Thailand melaporkan nol kasus baru COVID-19 sejak 9 Maret 2020
Rabu, 13 Mei 2020 17:28 WIB
Kita semua dapat merasa lega tetapi jangan terlena.