Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Transmigrasi (Wamentrans) Viva Yoga Mauladi mengatakan bahwa pihaknya bersinergi dengan kementerian dan lembaga (K/L) lainnya untuk memanfaatkan hasil temuan Tim Ekspedisi Patriot (TEP) dalam pembangunan kawasan transmigrasi.
Ia mengungkapkan, kompleksitas permasalahan di kawasan transmigrasi membutuhkan penanganan yang bersifat multisektoral. Kementerian Transmigrasi (Kementrans) akan mendiseminasikan dan mengoordinasikan hasil penelitian TEP dengan kementerian teknis lainnya.
“Hasil penelitian dan rekomendasi (TEP) tidak hanya untuk Kementrans, namun juga kementerian dan lembaga lainnya. Kabinet di bawah Presiden Prabowo Subianto dalam bekerja mengedepankan fungsi koordinatif, integratif, sinkronisasi dalam semua program," katanya dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Minggu.
Viva Yoga menyatakan, Kementrans berencana untuk menindaklanjuti rekomendasi TEP bersama Kementerian Pertanian, Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), serta Kementerian Kesehatan.
Selain itu, pihaknya juga akan menggandeng lembaga non-kementerian, seperti asosiasi pengusaha Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia maupun BUMN yang bergerak di sektor pembiayaan UMKM dan koperasi, PT Permodalan Nasional Madani (Persero) (PNM).
Program Ekspedisi Patriot melibatkan 2 ribu peneliti yang terdiri dari 42 guru besar, 358 doktor, 846 sarjana, serta 754 mahasiswa yang berasal dari tujuh Perguruan Tinggi Negeri (PTN) nasional dan 17 PTN daerah.
Mereka telah diterjunkan ke 154 kawasan transmigrasi di seluruh Indonesia selama empat bulan, mulai Agustus hingga Desember 2025. Data yang dihimpun mencakup potensi ekonomi, sumber daya alam, evaluasi infrastruktur, hingga penataan sosial ekonomi.
“Dalam melakukan penelitian tentu TEP mengalami kendala dan tantangan. Meski demikian, kehadiran mereka banyak membawa kemajuan bagi masyarakat,” ujar Viva Yoga.
Ia menyatakan, rekomendasi para peneliti tersebut akan menjadi dasar untuk mengambil kebijakan program transmigrasi pada 2026.
“Kerja sama yang kita lakukan dengan berbagai perguruan tinggi merupakan bagian dari transformasi transmigrasi… Kami akan melanjutkan kerja sama dengan perguruan tinggi di tahun depan," ucap Viva Yoga Mauladi.
Baca juga: Ekspedisi Patriot hasilkan lima riset kawasan transmigrasi Prafi Manokwari
Baca juga: Menteri Transmigrasi anggarkan Rp300 miliar untuk pengembangan transmigrasi
