Sukabumi (Antaranews Megapolitan) - Bupati Sukabumi, Marwan Hamami mengatakan dari hasil pemetaan dan pendataan yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) seluruh kecamatan di daerah itu yang berjumlah 47 merupakan daerah rawan bencana.
"Rawan bencana tersebut masuk dalam resistensinya yang sangat tinggi. Ini yang harus diwaspadai oleh semua pihak khususnya masyarakat yang tinggal di daerah rawan tersebut," katanya di Sukabumi, Senin.
Bencana yang paling rawan terjadi di Sukabumi seperti longsor, banjir, puting beliung, kebakaran, kekeringan hingga gempa bumi. Ini yang perlu diwaspadai karena bencana bisa datang kapan saja dan tanpa mengenal waktu maupun tempat.
Bahkan, di musim kemarau saja bencana longsor dan pergerakan tanah masih terjadi, sementara di musim penghujan kebakaran pun kerap melanda. Sehingga perlu diwaspadai oleh semua pihak yang tujuannya untuk meminimalisasikan dampaknya.
Namun ada juga bencana yang disebabkan oleh ulah tangan manusia seperti longsor diakibatkan penebangan hutan secara ilegal, banjir yang diakibatkan resapan air berkurang dan semakin sempitnya aliran sungai yang disebabkan maraknya pembangunan di bantaran sungai.
Maka dari itu, masyarakat yang tinggal di daerah rawan boleh memanfaatkan potensi seperti di sekitar hutan atau pegunungan namun jangan sampai merusaknya sebab imbasnya akan dirasakan warga sekitar.
"Maka dari itu dengan adanya TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD) membantu kami (pemerintah) dalam memberikan penyuluhan tentang antisipasi terjadinya bencana," tambahnya.
Marwan mengatakan seperti di daerah Gunung Gede Pangrango ini warga harus menjaga alamnya, salah satunya terkait ketersediaan air. Sebab jika terjadi bencana kekeringan di daerah ini Kota Sukabumi pun akan terdampak yang dikarenakan pasokan air PDAM di kota tersebut 100 persen dipasok dari Sukabumi.
Seluruh kecamatan di Sukabumi rawan bencana
Senin, 15 Oktober 2018 20:08 WIB
Rawan bencana tersebut masuk dalam resistensinya yang sangat tinggi.