Martapura (ANTARA) - Jika ada yang bertanya acara terbesar apa di Kalimantan Selatan? Maka jawabannya adalah pengajian rutin 5 Rajab atau dikenal masyarakat dengan haul Muhammad Zaini bin Abdul Ghani (Guru Sekumpul) di Martapura, Kabupaten Banjar.
Setiap tahun, haul Guru Sekumpul selalu dihadiri jutaan jamaah yang terus bertambah banyak dari waktu ke waktu.
Saat haul ke-20 pada 5 Januari 2025 lalu, Kapolda Kalimantan Selatan, Irjen Pol Rosyanto Yudha Hermawan, mengatakan berdasarkan data provider, telepon seluler yang aktif di kawasan Sekumpul dan sekitarnya kurang lebih berjumlah 4,1 juta.
Jika diasumsikan setiap orang memiliki minimal satu ponsel dan sebagian dua ponsel maka jamaah yang hadir diperkirakan sekitar tiga juta orang.
Momen pengajian rutin 5 Rajab kali ini yang pelaksanaannya berlangsung pada hari Minggu (28/12), adalah memasuki 21 tahun wafatnya Guru Sekumpul yang meninggal dunia pada hari Rabu, 10 Agustus 2005 di usia 63 tahun.
Wafatnya Guru Sekumpul menjadi duka mendalam bagi umat Islam di Kalimantan Selatan dan makamnya di Komplek Mushalla Ar-Raudhah Kelurahan Sekumpul Kecamatan Martapura Kota, kini menjadi pusat ziarah.
Masyarakat selalu menanti momen pengajian rutin 5 Rajab di Sekumpul. Begitu juga pada pelaksanaan kali ini. Jamaah dari berbagai daerah baik Kalimantan Selatan maupun luar provinsi hingga luar pulau Kalimantan, bahkan luar negeri, mulai berdatangan sejak beberapa hari yang lalu.
"Alhamdulillah bisa menghadiri pengajian di Sekumpul, Insya Allah mencari berkah dari sosok teladan almarhum Abah Guru," ucap M Syahrani, jamaah asal Surabaya yang ditemui di kawasan Sekumpul, Minggu.
Kedatangan banyak jamaah Sekumpul dari luar Kalimantan melalui transportasi udara diakui General Manager InJourney Airports Bandara Internasional Syamsudin Noor, Stephanus Millyas Wardana.
"Kedatangan jamaah banyak terlihat sejak Jumat (26/12) dan Sabtu (27/12) termasuk dari penerbangan rute Kuala Lumpur, Malaysia," kata dia.
Untuk menyambut kedatangan jamaah, manajemen bandara bekerja sama dengan relawan membuka posko sejak Senin (22/12) di sudut ruang kedatangan domestik yang menyediakan makanan dan minuman gratis.
Tim relawan juga menyediakan angkutan gratis dari bandara ke Sekumpul yang berjarak sekitar 15 kilometer.
Berlomba menebar kebaikan
Meski pengajian rutin 5 Rajab di Sekumpul dibuka untuk umum pada Minggu (28/12) setelah Shalat Maghrib, jamaah sudah banyak berdatangan sejak beberapa hari sebelumnya.
Kepadatan arus kendaraan jamaah mulai terlihat sejak Jumat (26/12) dan semakin ramai memasuki Sabtu (27/12) hingga puncaknya sepanjang Minggu siang.
Menyambut kedatangan jamaah ini, masyarakat Kalimantan Selatan mulai membuka posko relawan untuk rest area yang menyediakan makan dan minum gratis.
Posko semakin banyak ketika mendekati Kota Martapura seperti di Kota Banjarbaru yang menjadi perlintasan jamaah asal Banjarmasin dan Kalimantan Tengah serta Kabupaten Tapin, tempat melintas jamaah asal Hulu Sungai dan Kalimantan Timur.
Begitu juga Kota Pelaihari di Kabupaten Tanah Laut yang berjarak sekitar 60 kilometer menuju Martapura, banyak posko relawan melayani jamaah asal pesisir Kalimantan Selatan hingga wilayah tenggara Kalimantan Timur termasuk Sulawesi Selatan.
Tak hanya makanan dan minuman gratis, banyak juga dari masyarakat menyediakan hal gratis lainnya, seperti bengkel motor gratis, tambal ban gratis, hingga bahan bakar minyak (BBM) gratis.
Semuanya nampak berlomba menebar kebaikan menyambut momen peringatan wafatnya Guru Sekumpul.
Baik masyarakat umum maupun instansi pemerintah semuanya tidak ketinggalan turut berpartisipasi membantu jamaah Sekumpul yang datang.
Seperti yang dilakukan PT Bangun Banua, perusahaan daerah milik Pemerintah Provinsi Kalsel ini membagikan 2.000 liter BBM gratis jenis Pertamax.
Direktur Utama PT Bangun Banua, Afrizaldi memimpin langsung pembagian BBM di Jalan Ahmad Yani Km 5 depan Kompleks Dharma Praja Kota Banjarmasin pada Minggu siang.
"Kami juga mendirikan tenda di rest area Hotel Batung Batulis Banjarbaru untuk makan dan minum gratis serta layar live streaming sehingga dapat mengikuti pengajian di Sekumpul," katanya.
Keselamatan jamaah hal utama
Menyikapi besarnya jumlah jamaah yang hadir dari tahun ke tahun di Sekumpul, Polda Kalsel mulai tahun ini mengambil alih sepenuhnya pengamanan dari sebelumnya hanya dikomando Polres Banjar.
Mulai tahun ini juga, Polda Kalsel menggelar Operasi Kewilayahan dengan sandi "Sekumpul Intan 2025" yang melibatkan 3.099 personel dibantu 600 prajurit TNI dan 1.500 petugas instansi pemerintah daerah serta 42.000 relawan.
Kapolda Yudha menyebut ini adalah operasi pengamanan terbesar yang pernah dilaksanakan Polda Kalsel.
Dia mengaku tak ingin kecolongan mengingat banyaknya jamaah yang hadir sehingga pengerahan personel wajib dimaksimalkan.
Bahkan atas perintah Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, Polda Kalsel juga mendapat bantuan 300 personel Brimob Mabes Polri dan 350 personel Polda Kalimantan Tengah.
Kapolri juga membantu empat Kendaraan Dapur Lapangan (Randurlap) yang dioperasikan Satuan Brimob serta 10 kendaraan mobile water treatment untuk penyediaan air bersih dan siap minum.
Total ada 17 dapur umum dibuka Polda Kalsel melayani kebutuhan konsumsi jamaah termasuk bagi petugas dan relawan.
Menurut Yudha, keselamatan jamaah hal utama sehingga dia menekankan patroli layanan kesehatan di tengah kepadatan manusia sangat dioptimalkan.
"Jadi selain mendirikan posko layanan kesehatan di beberapa titik di kawasan Sekumpul, Bid Dokkes Polda Kalsel juga menerjunkan 10 tim patroli ke tengah jamaah secara jemput bola," katanya.
Kesibukan lain juga terlihat dari sisi pengaturan lalu lintas kedatangan kendaraan yang membawa jamaah.
Semua arus lalu lintas telah diatur sedemikian rupa oleh Direktorat Lalu Lintas Polda Kalsel sehingga kemacetan dapat diurai termasuk penyediaan kantong-kantong parkir baik roda dua maupun roda empat.
Bahkan Direktur Lalu Lintas Polda Kalsel Kombes Pol M. Fahri Siregar melaksanakan patroli udara menggunakan helikopter milik Korps Polairud Polri untuk mengecek kondisi lalu lintas kedatangan jamaah sembari melakukan evaluasi untuk mengatasi kemacetan.
"Segala tindakan telah dilakukan aparat gabungan untuk mengawal pengajian di Sekumpul yang Insya Allah setiap tahunnya berjalan aman, tertib dan lancar tanpa insiden berarti," kata Fahri Siregar.
Meski dihadiri jutaan jamaah, kondisi tetap terkendali. Jamaah datang dengan hati yang ikhlas dan lapang mencari berkah dari ulama yang sangat diteladani akhlaknya semasa hidup.
Masyarakat Kalimantan Selatan pun menyambut dengan suka cita kedatangan jamaah dari penjuru daerah untuk merasakan karomah dari sosok bernama Guru Sekumpul, ulama keturunan ke-8 dari Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari (Datu Kelampayan).
Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari merupakan pengarang kitab fikih berjudul Sabilal Muhtadin yang banyak menjadi rujukan bagi pemeluk Agama Islam bermazhab Imam Syafi'i di Asia Tenggara serta pegangan ibadah umat Islam bermazhab Syafii dunia.
Guru Sekumpul semasa hidup mampu menembus batas sosial, geografis, dan psikologis jamaahnya lewat pengajian rutin di rumahnya di Sekumpul, Kota Martapura.
Meski raganya tak lagi dapat disentuh, tapi teladannya tetap abadi di hati jutaan jamaah.
