Bogor (Antaranews Megapolitan) - Dalam rangka memperingati Dies Natalis IPB ke-55, Direktorat Inovasi dan Kewirausahaan Institut Pertanian Bogor (IPB) menggelar Innovation and Entrepreneurship Expo (IIEE) 2018, di IPB International Convention Center (IICC), Bogor (5/10). Ini adalah kegiatan rutin tahunan dan tahun ini memasuki tahun ke-5.
Kegiatan yang mengusung tema “Pertanian 4.0 untuk Kedaulatan Pangan” ini bertujuan untuk menampilkan, memperkenalkan dan mengkomunikasikan inovasi IPB kepada masyarakat secara luas.
Direktur Inovasi dan Kewirausahaan IPB, Dr. Ir. Syarifah Iis Aisyah menjelaskan bahwa inovasi dan kewirausahaan adalah kata kunci penting untuk meningkatkan daya saing suatu bangsa. Dimana peran inovasi bidang teknologi dan sosial menjadi sangat penting untuk terus ditingkatkan. IPB sebagai institusi pencetak generasi muda berpendidikan berperan aktif mewujudkan hal ini dan sudah tertuang dalam visi IPB untuk menjadi Entrepreneur University pada tahun 2045 nanti.
“IPB berusaha mempercepat proses hilirisasi hasil riset (inovasi) yang sudah dirasakan manfaatnya dalam mendukung pembangunan pertanian dalam arti luas. Pengembangan model kewirausahaan berbasis inovasi teknologi dan sosial (techno-socio-entrepreneurship) di IPB memerlukan dukungan infrastruktur dan kelembangaan yang mapan termasuk di dalamnya regulasi yang mendukung,” ujar Dr. Iis.
Ia menambahkan, IIEE 2018 terbagi ke dalam beberapa kegiatan yaitu innovation expo, business meeting dan entrepreneur talkshow. Terdapat 29 stand yang terdiri atas 16 stand produk inovasi dan 13 stand produk kewirausahaan.
Ada 57 inovasi yang dihasilkan dari 35 inovator/dosen IPB. Adapun wirausaha mahasiswa/alumni IPB yang mengikuti pameran ini berjumlah 26 orang dengan 33 jenis produk. Satuan Usaha Akademik (SUA) IPB dan Agribusiness Development Station (ADS) IPB juga turut serta dalam kegiatan IIEE tahun ini.
Selain itu, kegiatan ini juga mengadakan business meeting yang mempertemukan 18 inovator (21 produk) dengan 35 calon investor. Business meeting ini terbagi atas lima klaster, yaitu klaster pangan, klaster energi dan mesin, klaster biomedis, klaster pakan dan bio-fertilizer dan klaster material.
Rektor IPB, Dr. Arif Satria saat membuka IIEE 2018 mengatakan, IPB ingin meningkatkan knowledge flow dan menumbuhkembangkan kewirausahaan berbasis inovasi teknologi dan sosial (techno-socio-entrepreneurship) serta mendiskusikan isu terkini terkait peluang wirausaha dan model bisnis baru di era disrupsi berbasis teknologi dan inovasi sosial (talk show).
“Kegiatan ini merupakan bagian dan upaya kita untuk mewujudkan visi IPB menjadi Techno-socio-entrepreneur University yang akan menghasilkan para technopreneur dan socio-preneur. Technopreneur dan socio-preneur kita perlukan dalam rangka untuk hilirisasi dan meningkatkan share IPB kepada masyarakat, dunia industri dan pemerintah. Oleh karena itu kita berharap sekali bahwa inovasi-inovasi IPB semakin membumi, dapat dimanfaatkan dan mendongkrak ekonomi terutama meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Rektor IPB.
Menurutnya, selama dua tahun terakhir (2017 dan 2018), IPB juga mendapat Anugerah Widyapadhi Peringkat 1 Nasional sebagai penghargaan atas upaya IPB untuk mengembangkan inovasi dan komersialisasi inovasi dan kampus yang paling inovatif. Tentu ini bagian dari kehadiran IPB yang dirasakan manfaatnya bagi masyarakat. Maka dari itu IPB harus terus berkerja keras untuk terus melahirkan inovasi-inovasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Sementara itu, dalam keynote speech Staf Khusus Kepresidenan dan Wakil Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia, Avanti Fontana memberikan selamat kepada IPB yang berhasil menjadi kampus paling inovatif.
“Kita harus terus mendorong industri nasional mengembangkan hilirisasi produk pertanian dalam mewujudkan kedaulatan pangan. Di samping itu, melalui hilirisasi, para pelaku agribisnis akan mendapatkan nilai tambah dan jaminan pasar yang pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia. Ke depannya, hilirisasi produk pertanian dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Untuk itu, melalui IIEE 2018 ini, saya mengharapkan terjadi peluang-peluang bisnis yang menjadi jembatan sinergi antara industri pengolahan dengan sektor pertanian sehingga menumbuhkembangkan kewirausahaan berbasis inovasi teknologi dan sosial,” tegasnya.
Sementara itu, dalam Entrepreneur Talkshow hadir Direktur Pengawasan Pangan Olahan Risiko Tinggi, Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM), Ir. Tetty Helfery Sihombing, Kepala Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian, Dr Retno Sri Mulyandari dan lima orang narasumber wirausahawan muda sukses yang merupakan Alumni IPB.
Mereka adalah Rizal Fahreza (Pendiri Eptilu), Sandi Octa Susila (Pendiri Mitra Tani Parahyangan), Annisa Hasanah (Pendiri Ecofunopoly), Eky Sulistio (Pendiri J’rami Farm) dan Reni Armaidah (Pendiri Saesha Mask). Masing-masing narasumber berbagi pengalaman mereka dalam berwirausaha dan mendirikan perusahaan sehingga bisa menjadi sukses seperti saat ini.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Inovasi, Bisnis dan Kewirausahaan, Prof. Dr. Ir. Erika Budiarti Laconi, Wakil Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) IPB, Dr. Ahmad Mukhlis Yusuf, Ketua Himpunan Alumni IPB, Ir. Fathan Kamil, para dekan, para direktur/kepala kantor/kepala biro dan pejabat lainnya di lingkungan IPB. Acara ini akan berlangsung hingga hari Minggu 7 Oktober mendatang. (Awl/Zul)
IIEE 2018, langkah IPB menuju Entrepreneur University 2045
Jumat, 12 Oktober 2018 13:43 WIB
IPB berusaha mempercepat proses hilirisasi hasil riset (inovasi) yang sudah dirasakan manfaatnya dalam mendukung pembangunan pertanian dalam arti luas.