Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi IX DPR RI Nurhadi mengingatkan pemerintah untuk memperkuat sistem deteksi dini sebagai langkah mengendalikan kasus campak, menyusul meningkatnya laporan penyakit tersebut yang bahkan menimbulkan korban jiwa seperti di Pamekasan, Jawa Timur.
“Diperlukan sistem deteksi dini yang lebih kuat, pendataan imunisasi yang akurat, serta penguatan komunikasi risiko agar masyarakat tidak terlambat membawa anaknya mendapatkan vaksinasi maupun perawatan," kata Nurhadi kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.
Sejauh ini, menurut dia, langkah Kementerian Kesehatan bersama pemerintah daerah yang telah bergerak melakukan imunisasi darurat dan penanganan medis patut diapresiasi. Namun, mitigasi tidak cukup hanya bersifat reaktif, tetapi memerlukan pula deteksi dini yang lebih kuat.
"Kami mengapresiasi langkah Kementerian Kesehatan bersama pemerintah daerah yang sudah bergerak melakukan imunisasi dan penanganan medis darurat. Namun, kami juga perlu menekankan bahwa mitigasi tidak cukup bersifat reaktif," ujar dia.
Baca juga: Penderita campak meninggal di Pamekasan bertambah jadi 7 orang
Baca juga: Pasaman Barat telah lakukan imunisasi campak terhadap 4.412 siswa kelas 1 SD
Diketahui, deteksi dini terkait campak adalah hal-hal yang berkenaan dengan upaya menemukan kasus campak lebih cepat. Misalnya, dengan pemantauan gejala di puskesmas atau rumah sakit, laporan cepat dari tenaga kesehatan, serta penelusuran orang-orang yang pernah kontak dengan pasien. Dengan begitu, penularan bisa segera diputus dan vaksinasi darurat lebih cepat dilakukan.
Berikutnya, Nurhadi menyampaikan bahwa Komisi IX juga menekankan agar pemerintah pusat tidak hanya fokus pada distribusi vaksin, tetapi memastikan tenaga kesehatan di daerah, khususnya wilayah kepulauan dan pelosok, mendapatkan dukungan sarana, logistik, dan insentif yang memadai.
“Jangan sampai angka kematian akibat penyakit yang sebenarnya bisa dicegah ini terus bertambah karena lemahnya koordinasi lintas sektor,” katanya menambahkan.
Ia menyampaikan pula bahwa Komisi IX akan terus mengawal penanganan campak melalui fungsi pengawasan dan penganggaran. Dengan demikian, ujar dia melanjutkan, masyarakat memperoleh jaminan perlindungan kesehatan yang maksimal.
Baca juga: Kota Yogyakarta intensifkan deteksi dini penyakit campak
Diketahui, data per 22 September dari Dinas Kesehatan Pamekasan, Jawa Timur menyebutkan bahwa tujuh orang meninggal akibat campak, sedangkan terdapat 734 orang suspek, bertambah sebanyak 214 orang dari pekan sebelumnya yang mencapai 520 orang.
Menurut Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Aji Muhawarman, sebagai langkah mencegah campak, pihaknya memaksimalkan edukasi terkait pencegahan campak, seperti melalui poster, sosialisasi, dan konten media sosial.
Materi edukasi itu mencakup pencegahan umum seperti menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta penggunaan masker, serta pencegahan spesifik seperti imunisasi MR minimal dua dosis dan pemberian vitamin A dosis tinggi sesuai usia, khususnya di wilayah sekitar KLB.
