Bogor (Antaranews Megapolitan) - Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB) menggelar kuliah umum perdana untuk mahasiswa baru Tahun Akademik 2018/2019. Acara yang diselenggarakan di Graha Widya Wisuda, Kampus IPB Dramaga, Bogor (30/8) tersebut dihadiri oleh mahasiswa baru program magister dan doktor IPB.
Prof. Dr. Ir. Anas Miftah Fauzi, M.Eng selaku Dekan Sekolah Pascasarjana dalam sambutannya menjelaskan bahwa ada 1.100 orang yang telah terverifikasi sebagai mahasiswa baru pascasarjana IPB tahun ini. Jumlah tersebut terdiri dari 974 mahasiswa magister dan 126 mahasiswa doktor. Pada Sekolah Bisnis juga telah diterima sebanyak 95 mahasiswa program magister dan 15 mahasiswa program doktor.
“Kami mengucapkan selamat kepada mahasiswa yang telah diterima di Sekolah Pascasarjana IPB. Saya berharap para mahasiswa dapat lulus tepat waktu tanpa menghabiskan jatah waktu keseluruhan,” ujarnya.
Sekolah Pascasarjana (SPs) IPB merupakan Program Pascasarjana pertama di Indonesia. Pendirian pasca sarjana IPB tahun 1975 terjadi pada masa Rektor Prof. AM Satari. Saat ini, SPs IPB telah memiliki 120 program studi. Terdiri dari 76 program studi S2 dan 44 program studi S3.
Rektor IPB, Dr. Arif Satria dalam sambutannya menyampaikan bahwa keadaan zaman selalu dinamis dan mengalami pergeseran. Ia menyampaikan saat ini eranya sampai pada revolusi teknologi 4.0. Revolusi teknologi akan mewarnai kehidupan manusia. Hal tersebut akan berdampak luas ke berbagai sektor. Untuk itu pembangunan Sumberdaya Manusia (SDM) menjadi sangat penting.
“Dampak revolusi teknologi pada bisnis, kita akan melihat pemain-pemain baru yang tidak diduga. Siapa yang mengenal Jack Ma dengan Ali Baba, Achmad Zaky dengan Bukalapak, Nadiem Makarim dengan Go-Jek sepuluh tahun lalu. Kini mereka merupakan pemain besar dalam dunia bisnis,” ujarnya.
Rektor IPB menceritakan bahwa jika tidak mau membaca sinyal-sinyal perubahan maka kita akan tertinggal dan tergilas. Contohnya adalah perusahaan besar handphone yaitu Nokia. “Saat itu Nokia merupakan perusahaan yang besar, akan tetapi karena merasa besar, merasa bahwa mereka tidak memiliki saingan yang membahayakan dan terlambat membaca sinyal-sinyal perubahan akhirnya mereka tergilas dan roboh, " tutur Rektor IPB.
Begitu juga pada aspek pertanian presisi tinggi, penggunaan teknologi drone, robotica hingga kecerdasan buatan yang secara massif akan mewarnai dunia pertanian kita ke depan. Oleh karena itu, kreativitas merupakan kunci kesuksesan.
“Untuk itu kita harus waspada betul dan membaca peluang-peluang dan mau tidak mau harus berubah dan tidak boleh merasa besar. Kalau kita tidak mau berubah maka kita akan tertinggal. Saya yakin Indonesia bisa maju dan menjadi negara yang tangguh karena kekuatannya adalah kreativitas,” ujar Rektor.
Kuliah umum tersebut dilanjutkan dengan pemaparan kehidupan perkuliahan mahasiswa pascasarjana. Pemateri dari SPs IPB memaparkan hak-hak dan kewajiban yang diterima mahasiswa pascasarjana dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.(IR/Zul)
Tahun ini IPB terima 1.100 mahasiswa pascasarjana
Kamis, 6 September 2018 15:10 WIB
Kami mengucapkan selamat kepada mahasiswa yang telah diterima di Sekolah Pascasarjana IPB.