Bogor (ANTARA) - Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Indonesia menjadi angin segar di tengah masyarakat. Prinsip gotong royong yang diterapkan pada program ini telah membantu banyak peserta, terlebih untuk masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah.
Sepaham dengan salah satu pelajar bernama Aditya Firansyah (17) yang menyampaikan bahwa masyarakat di lingkungannya sangat terbantu dengan hadirnya Program JKN, pengobatan yang dulu terasa mewah menjadi nyata dapat diakses oleh seluruh peserta JKN selama sesuai indikasi medis.
Terdaftar pada segmen pegawai swasta yang ditanggung oleh ayah yang bekerja di salah satu perusaahan di Jakarta Barat, Adit merasa aman karena perlindungan kesehatan dirinya dan keluarga sudah dijamin oleh Program JKN.
Ia juga mengingat pengalaman pelayanan kesehatan dari sang ibu yang secara mendadak jatuh sakit tifus dan merasa bersyukur telah memiliki jaminan kesehatan dan dirawat di Citama Gaperi. Hal tersebut ia jadikan contoh bahwa sakit itu tidak mengenal waktu dan bisa terjadi pada setiap orang.
“Saya sendiri alhamdulillah tidak pernah memanfaatkan pelayanan kesehatan dari Program JKN untuk rawat inap. Tapi pengalaman tetangga saya memiliki pengalaman pecah pembuluh darah di kepala, sakit mendadak seperti ini masih bersyukur terdaftar sebagai peserta JKN jadi masih bisa ditolong dan mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Ketika itu secara administrasi juga lebih mudah karena menggunakan Program JKN, dilayani sesuai prosedur dan indikasi medis sampai sekarang sudah sembuh dan hanya konsumsi obat-obatan,” ujar Adit, Kamis (23/01).
Memiliki kesempatan untuk magang di BPJS Kesehatan Kantor Cabang Cibinong Adit turut membagikan ilmu yang ia dapat ke lingkungan terdekat. Ia sadar pentingnya terdaftar aktif sebagai peserta JKN, namun keterbatasan informasi masih menjadi salah satu alasan peserta enggan mendaftar.
Banyaknya kemudahan yang kini ditawarkan menjadi solusi untuk masyarakat. Tinggal di lingkungan yang mengandalkan Program JKN untuk berobat ia menginformasikan alur pelayanan di fasilitas kesehatan dan digitalisasi pelayanan.
“Kemarin tetangga sakit dan perlu berobat saya informasikan untuk berobat di klinik terdaftar dengan mendaftar terlebih dahulu di menu antrean online pada Aplikasi Mobile JKN. Perubahan data memanfaatkan inovasi Pelayanan Administrasi Melalui Whatsapp (PANDAWA) menjadi andalan masyarakat karena mudah dan pasti dilayani. Selain itu untuk cek kepesertaan juga bisa melalui PANDAWA jadi masyarakat bisa merasa lebih terlibat dan perhatian dengan validitas data pribadinya,” tambah Adit.
Adit juga berpendapat dengan adanya berbagai kemudahan yang ditawarkan seharusnya masyarakat lebih aware dengan data pribadinya.
Tidak perlu antre ke kantor cabang, masyarakat bisa melakukan perubahan data dan pengecekan data hanya melalui Aplikasi Mobile JKN pada smartphone.
Hal tersebut disampaikan oleh Adit dan pada akhir wawancara ia mengungkapkan dengan melihat pasien mendapatkan pelayanan yang baik tanpa khawatir dengan biaya menjadi kepuasan pribadi untuk dirinya.
Ia pun menghimbau dengan banyak manfaat Program JKN sudah seharusnya pasien secara sadar mendaftarkan diri ketika sehat bukan hanya sakit dan ketika butuh pelayanan kesehatan.
“Pastinya saya senang kalau ada pasien yang tertolong dan dapat berobat tanpa khawatir biaya, karena biasanya ketika sakit mereka justru menghindari berobat karena gak punya biaya untuk hal tersebut. Apa lagi kalau ada urusan administrasi yang belum dimengerti pasien, masyarakat harus banyak paham dengan adanya informasi secara masif. Semenjak ada Program JKN pasien dapat mengandalkan program ini untuk mengatasi biaya berobat. Harapannya untuk masyarakat yang belum terdaftar untuk segera mendaftar bukan daftar ketika sakit dan membutuhkan saja agar konsep gotong royong dapat terimplementasi dengan baik,” tutup Adit. (BS/sy)
