Palangka Raya (ANTARA) - Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) membantu peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Aulia Rahayu (26) yang menderita asma dalam menjalani proses kelahiran anak pertama di rumah sakit.
Aulia di Palangka Raya, Minggu mengatakan, di tengah masa kehamilan yang penuh tantangan, ia tetap optimis menantikan kelahiran buah hatinya dalam keadaan sehat.
"Setiap langkah menuju fasilitas kesehatan menjadi lebih ringan berkat perlindungan Program JKN yang memastikan kesehatannya terus terpantau tanpa kekhawatiran biaya," katanya.
Aulia merupakan seorang peserta Program JKN sehari-hari bekerja sebagai penata rias di wilayah Kota Palangka Raya dan sekitarnya. Ia mengungkapkan bahwa asma yang ia derita sudah sangat sering mengganggu aktivitasnya.
Baca juga: BPJS Kesehatan kukuhkan duta muda penggerak literasi dan edukasi program JKN
Menurut pengakuannya, di tahun 2024 dirinya telah mendapatkan perawatan intensif selama tiga kali dan terus berlanjut hingga masa kehamilan anak pertamanya tersebut.
“Karena saking seringnya saya masuk rumah sakit sebagai pasien umum, otomatis penghasilan saya cukup terkuras saat itu," katanya.
Apalagi saat kontrol terakhir, hasil pemeriksaan juga menunjukkan kalau dirinya positif mengandung anak pertama.
"Dokter akhirnya menyarankan saya untuk daftar BPJS (Program JKN) saja supaya memudahkan pembiayaan saya hingga sampai setelah melahirkan nanti,” ungkap Aulia.
Sesuai saran dokter yang menanganinya, Aulia akhirnya mendaftarkan dirinya sekeluarga ke dalam Program JKN melalui segmen kepesertaan Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) kelas 3, dan melanjutkan kontrol kesehatannya di fasilitas kesehatan yang sama.
Baca juga: Sembuh usus buntu, tak keluar uang berkat BPJS Kesehatan
Keputusan untuk menjadi peserta Program JKN membawa kelegaan bagi Aulia di tengah masa kehamilan yang penuh tantangan. Namun perjuangannya belum berhenti di situ, kondisi kesehatannya justru diuji lebih berat seiring bertambahnya usia kandungan.
“Bnar saja, selama kehamilan asma saya malah lebih sering kambuh dari biasanya," katanya.
Selain itu, di minggu terakhir kehamilan, janin di dalam kandungannya juga kekurangan berat badan, beratnya cuma 2,6 kg akibat HBnya di bawah angka normal waktu itu di 9,3 g/dL.
"Saat itu, semua arahan dokter saya sanggupi demi kesehatan bayi saya saat persalinan dan betapa leganya kemarin setelah operasi ternyata beratnya telah naik drastis menjadi 3,1 kg,” jelas Aulia.
Di balik kondisi kesehatannya yang sempat menurun, Aulia tetap berhasil melahirkan buah hatinya dengan selamat melalui operasi caesar. Ia bersyukur, seluruh proses pemeriksaan dan persalinan dapat dijalani dengan tenang berkat perlindungan dari Program JKN yang menanggung penuh biayanya.
Baca juga: JKN jadi penolong pedagang kecil: Semua pengobatan ditanggung, pelayanan cepat
“Pengalaman saya menggunakan BPJS (Program JKN) selama 11 bulan terakhir benar-benar mematahkan asumsi saya sebelumnya," katanya.
Ternyata, lanjut dia, pelayanan yang didapat sama saja dengan layanan umum. Bahkan dalam beberapa hal lebih baik dan tidak membeda-bedakan.
"Selain itu bagi kami, manfaat itu tidak sekadar meringankan saya dan suami dari segi biaya, tetapi juga menyelamatkan saya dan anak sulung kami,” kata Aulia.
Menanggapi hal ini, Kepala BPJS Kesehatan Cabang Palangka Raya K Hindro Kusumo mengatakan pihaknya terus melakukan berbagai upaya strategis seperti menggencarkan program Sosialisasi Digitalisasi Layanan JKN, termasuk melalui kader JKN dan petugas Pusat Layanan Kesehatan (PLK) di lapangan.
Upaya ini diharapkan mampu memperluas pemanfaatan JKN Mobile agar manfaat program JKN benar-benar dirasakan secara menyeluruh oleh seluruh masyarakat Indonesia, tanpa terkecuali.
