Lebak (ANTARA) - Bupati Lebak Mochamad Hasbi Asyidiki Jayabaya optimistis Sekolah Rakyat dapat memutus mata rantai kemiskinan melalui peserta didik yang memiliki sumber daya manusia (SDM) unggul, berketrampilan secara mandiri dan berkarakter.
"Kita meyakini dengan SDM unggul dan mandiri mampu memutus mata rantai kemiskinan," kata Hasbi dalam keterangan di Lebak, Senin.
Pendirian Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) yang digagas Presiden Prabowo Subianto tersebut diresmikan oleh Menteri Sosial Saefullah Yusuf pada 1 Agustus 2025 bertempat di Gedung BPMP Rangkasbitung.
Pelaksanaan Sekolah Rakyat bertujuan untuk memutus mata rantai kemiskinan sesuai Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 8 Tahun 2025 tentang Pengentasan Kemiskinan dan Penghapusan kemiskinan Ekstrem.
Berdasarkan data laporan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, jumlah warga Lebak masih menyandang kemiskinan tercatat 111.000 jiwa dan 5.691 Kepala Keluarga (KK) diantaranya masuk kategori miskin desil 1 atau miskin ekstrem.
Karena itu, pendidikan Sekolah Rakyat dengan sistem sekolah berasrama dan mereka penuh melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) selama 24 jam juga mendapatkan makan tiga kali sehari serta memperoleh pelayanan kesehatan.
Kurikulum yang diterapkan, selain akademik juga ekstrakurikuler ketrampilan dan karakter, serta agama.
