Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup menyatakan komitmennya untuk fokus melakukan penanganan terhadap persoalan pencemaran air yang muncul di area Sungai Brantas.
"Jadi Sungai Brantas dan juga Bengawan Solo termasuk sungai yang tercemar di tanah air kita. Ini tugas kami menyelesaikan," kata Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Hanif Faisol Nurofiq di Arboretum Sumber Brantas, di Kota Batu, Jawa Timur, pekan ini.
Hanif menyatakan telah menghimpun beragama kondisi di lapangan yang menjadi penyebab utama terjadinya pencemaran air di Sungai Brantas.
Beberapa penyebab pencemaran itu, salah satunya menyangkut dinamika dari pembangunan yang mampu mendestruktif kapasitas sungainya, seperti terjadinya sedimentasi dan penyempitan badan sungai.
Dia menyatakan komitmennya untuk secepatnya menangani persoalan ini, guna memastikan kualitas air yang mengalir dari hulu sumber mata air di Kota Batu hingga mengalir ke hilir Sungai Brantas tetap aman bagi masyarakat dan menjaga kelestarian keanekaragaman hayati di wilayah itu.
"Kami akan merumuskan langkah penertibannya. Kita wajib menjaga sungai," ujarnya.
Hanif meminta kepada Wali Kota Batu Nurochman, Perum Jasa Tirta I, dan PLN Nusantara Power untuk terlibat aktif memastikan kondisi lingkungan di sekitaran kawasan sumber mata air Sungai Brantas.
Titik pencemaran Sungai Brantas yang tergolong krusial muncul di area paling ujung dari aliran sungai tersebut, yakni di Kota Surabaya.
Baca juga: OKU uji sampel air sungai tercemar limbah
Baca juga: DLH Jabar sidak di Sungai Cilemahabang Bekasi
