Depok (ANTARA) - Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola oleh BPJS Kesehatan terus menjadi penyelamat kesehatan masyarakat Indonesia, terutama bagi mereka yang tiba-tiba mengalami kondisi kesehatan yang serius.
Hal itu dirasakan langsung oleh Muhammad Harits Anafi (21), seorang warga Depok yang mengalami peradangan paru-paru akibat kebiasaan menggunakan rokok elektrik (vape) dan sering begadang. Untungnya, Anafi sudah menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sejak kecil melalui keikutsertaan orang tuanya.
“Saya sudah menjadi peserta JKN ini cukup lama dari semasa kecil, karena dulu ayah saya bekerja di perusahaan dan kami sekeluarga otomatis didaftarkan dari kantor. Dan untuk iurannya juga langsung dibayarkan oleh kantor ayah saya melalui potong gaji setiap bulannya. Awalnya saya tidak terlalu menganggap perlu adanya jaminan kesehatan ini, tapi saya baru benar-benar tersadar betapa pentingnya Program JKN ini ketika saya terkena peradangan paru-paru beberapa waktu lalu dan mengakui biaya berobat yang semakin tinggi,” ujar Anafi.
Baca juga: Program JKN jadi penyelamat Arya saat usus buntu menyerang
Anafi mengisahkan bahwa dirinya sempat mengalami sesak napas, batuk berkepanjangan, serta tubuh mudah lelah selama berminggu-minggu. Namun ia menyepelekan gejala itu, karena merasa masih muda dan aktif. Sampai akhirnya, kondisinya memburuk dan ia terpaksa dibawa ke rumah sakit.
Ia juga bersyukur karena selama proses pengobatan, dirinya tidak perlu memikirkan soal biaya. berkat menggunakan Program JKN dan kepesertaan yang aktif, seluruh tindakan medis dari pemeriksaan awal, rawat inap, hingga pemberian obat ditanggung penuh oleh BPJS Kesehatan.
“Awalnya saya pikir cuma batuk biasa. Tapi makin lama makin parah, nafas terasa berat dan dada sakit saat menarik nafas. Setelah diperiksa dan dilakukan rontgen, ternyata saya mengalami peradangan pada paru-paru. Dokter bilang salah satu penyebabnya kebiasaan menghisap vape, sering begadang dan pola hidup yang tidak sehat. Saya sempat dirawat beberapa hari.Waktu itu saya benar-benar down, apalagi saya masih kuliah sambil kerja paruh waktu. Kalau harus bayar sendiri semua pengobatan dan rawat inap, mungkin saya tidak sanggup.
Baca juga: Lilis akui program jkn memberikan ketenangan baginya dan keluarga
Tapi untungnya saya punya JKN, semuanya dijamin tanpa kendala berarti,” jelasnya.
Arya juga mengapresiasi pelayanan medis yang diberikan, baik saat pemeriksaan awal maupun saat menjalani rawat inap. Tenaga medis yang menangani juga menurutnya sangat komunikatif dan membantu menjelaskan kondisi kesehatannya secara menyeluruh.
Proses administrasi yang dibutuhkan pun mudah, ringkas dan tidak bertele-tele. Seluruh tindakan dan pelayanan saat di rumah sakit berjalan lancar tanpa hambatan. Pengalaman selama dirawat di rumah sakit membuat Anafi semakin menyadari pentingnya menjaga kesehatan dan tidak meremehkan gaya hidup tidak sehat.
“Dokternya baik banget, dijelasin detail kondisi saya, bahkan dikasih edukasi soal bahaya rokok elektrik atau vape yang ternyata efeknya bisa sama buruknya dengan rokok biasa. Saya juga disarankan mengatur pola tidur dan makan yang sehat karena tubuh saya sedang dalam proses pemulihan.
Proses administrasi yang dibutuhkan oleh rumah sakit juga ringkas, saya cukup memperlihatkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan kartu digital dari aplikasi Mobile JKN saja. Dari proses administrasi sampai klaim obat-obatan semuanya lancar tanpa kendala apapun,” tambahnya.
Baca juga: Dede: Pengobatan jantung sampai dengan perawatan mata dan gigi dicover program JKN
Kini kepesertaan Anafi sekarang tidak lagi ditanggung oleh perusahaan ayahnya. Karena merasa membutuhkan jaminan kesehatan, ia mengaktifkan kembali kepesertaan JKNnya pada segmen kepeserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau Peserta Mandiri yang iurannya harus dibayarkan setiap bulan berdasarkan kelas rawat yang terdaftar.
Anafi juga turut mengajak generasi muda untuk mulai peduli dengan kesehatan sejak dini dan memastikan keaktifan kepesertaan JKN mereka yang dapat diakses secara berkala melalui Aplikasi Mobile JKN pada menu info peserta.
“Dulu emang saya ikut kepesertaan JKN karena dari kantor ayah. Sekarang saya tetap lanjutkan sebagai peserta PBPU atau Peserta Mandiri. Pengalaman dirawat kali ini benar-benar membuka mata saya. Program JKN bukan cuma sebuah formalitas, tapi penyelamat saat kondisi darurat seperti ini. Kita mungkin merasa kuat karena masih muda, tapi penyakit itu tidak lihat usia. Vape, begadang, stres kuliah dan kerja, itu semua bisa bikin tubuh drop. Untungnya saya sudah punya JKN, kalau belum punya sebaiknya daftar sekarang juga. Karena percaya deh, saat sakit, JKN itu sangat menolong,” tutup Anafi.
Anafi: Berkat program JKN, Saya bisa operasi tanpa khawatir biaya
Selasa, 1 Juli 2025 11:12 WIB
Peserta BPJS kesehatan Depok Muhammad Harits Anafi (ANTARA/HO-BPJS Kesehatan Depok)
