Jakarta (ANTARA) - Perusahaan farmasi global Astrazeneca memberikan akses pengobatan berupa terapi Selumetinib untuk anak-anak penderita neurofibromatosis tipe 1 dengan tipe tumor plexiform.
President Director, AstraZeneca Indonesia Esra Erkomay mengatakan pengobatan ini sebagai solusi dari tantangan kesehatan penyakit langka neurofibromatosis tipe 1 yang sering kali pasien mengalami keterlambatan diagnosis dan ketimpangan akses pengobatan.
"Di AstraZeneca, kami percaya bahwa inovasi bukan hanya soal menghadirkan terapi, tetapi juga meningkatkan kesadaran, memperluas akses, dan memastikan tidak ada yang terabaikan. Melalui kolaborasi lintas sektor, kami ingin mendorong terbentuknya sistem kesehatan yang lebih inklusif dan responsif terhadap penyakit langka seperti NF1,” katanya dalam diskusi edukasi Neurofibromatosis tipe 1 di Jakarta, Rabu.
Selumetinib merupakan pengobatan yang bersifat genetik yang telah diuji secara klinis di Amerika Serikat sejak tahun 2020.
Terapi ini merupakan yang pertama di Indonesia yang diakui secara global untuk anak rentang usia 3 tahun ke atas dengan NF1 simptomatik. Terapi ini terbukti secara klinis mampu mengurangi ukuran tumor, meredakan nyeri, dan meningkatkan fungsi fisik serta kualitas hidup.
“Obat ini diminum oleh pasien dan memberikan durabilitas atau ketahanan dalam mengecilkan tumor-tumor yang tumbuh akibat NF1, dengan efek samping yang sangat minimal,” kata Medical Director AstraZeneca Indonesia dr. Feddy.
Selumetinib menandai kemajuan signifikan dalam pengelolaan NF1 yang selama ini terbatas pada pilihan observasi atau pembedahan berisiko tinggi. Hal ini menjadi langkah pertama dalam memperkuat pentingnya deteksi dini dan pendekatan perawatan multidisiplin guna memastikan individu dengan NF1 mendapatkan penanganan lebih efektif dan komprehensif.
Baca juga: AstraZeneca Indonesia dan Kimia Farma Trading & Distribution kerja sama kesehatan
Baca juga: Simak pengobatan kanker payudara hingga tips hindari perundungan
Baca juga: AstraZeneca pertegas keberlanjutan komitmen dekarbonisasi sektor kesehatan