Banjarbaru (ANTARA) - Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH), Hanif Faisol Nurofiq berupaya membangun kesadaran pengelolaan sampah di lingkungan pendidikan dengan menggandeng Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi dan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.
"Kolaborasi tiga kementerian ini untuk kampus dan sekolah bebas sampah," kata Hanif di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Sabtu.
Bertempat di Auditorium Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Hanif bersama Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, Fauzan dan Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Prof Atip Latipulhayat sepakat melibatkan universitas dan sekolah dari berbagai wilayah di Indonesia dalam gerakan mengurangi dampak buruk sampah terhadap lingkungan.
Sebagai kampanye Asta Kampus dan Sekolah dalam rangka Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) tahun 2025, program ini diikuti oleh 2.137 peserta yang dilaksanakan di delapan universitas di Indonesia, yaitu ULM selaku tuan rumah pencanangan, Universitas Syiah Kuala, Universitas Hasanuddin, Universitas Cenderawasih, Universitas Brawijaya, Universitas Pattimura, Universitas Udayana, dan Universitas Nusa Cendana.
Selain itu, sebanyak 56 sekolah tingkat dasar dan menengah turut serta dalam gerakan ini, menandai komitmen nasional terhadap keberlanjutan lingkungan sejak usia dini.
Hanif menegaskan HPSN menjadi momen refleksi terhadap sistem pengelolaan sampah di Indonesia.
Saat ini, Indonesia menghasilkan 56,63 juta ton sampah per tahun, dimana 60,99 persen diantaranya masih belum terkelola dengan baik.
Dari segi komposisi, sampah sisa makanan mendominasi dengan 39,87 persen, diikuti oleh sampah plastik 19,16 persen, kayu/ranting 11,83 persen, serta kertas/karton 10,83 persen.
Mayoritas sampah ini berasal dari rumah tangga, yakni 50,78 persen, pasar 12,19 persen, kawasan perniagaan 14,77 persen, dan kawasan lainnya 8,14 persen.
Baca juga: Menteri LH sebut sisa makanan masih jadi jenis timbulan sampah terbesar