Sukabumi (Antaranews Megapolitan) - Pemerintah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat berupaya membebaskan petani dari rentenir agar tidak terjerat utang dengan bunga yang tinggi melalui berbagai progam yang telah disiapkan.
"Kami tidak ingin petani terjerat utang kepada renternir, karena bukannya terbantu malah menjadi beban dengan bunga yang tinggi. Apalagi utang kepada renternir akan terus berlipat ganda sebelum pokok dan bunganya lunas dibayarkan," kata Bupati Sukabumi Marwan Hamami di Sukabumi, Minggu.
Menurutnya, untuk memberantas aksi renternir yang mengiming-imingi bantuan pinjaman modal untuk petani, pihaknya sudah banyak membuat progam dan yang terbaru adalah menggalang zakat pertanian yang nantinya bisa dimanfaatkan untuk petani.
Walaupun pihaknya belum mempunyai data berapa jumlah petani yang terjerat tipu daya renternir tetapi diperkirakan jumlahnya cukup banyak. Seperti yang berkedok koperasi simpan pinjam di mana petani akan mudah mendapatkan pinjaman modal bertani, tetapi bunganya cukup besar.
Maka dari itu pihaknya banyak membuat progam unggulan untuk petani ini agar selain terbebas jerat dari rentenir juga bisa meningkatkan kesejahteran mereka. Apalagi Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu daerah yang masih cukup luas lahan pertaniannya.
"Cukup banyak progam yang telah dikeluarkan oleh pemerintah baik daerah maupun pusat seperti Kartu Tani dan asuransi pertanian. Progam ini harus dimanfaatkan oleh petani yang tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraannya," tambahnya.
Di sisi lain, Marwan mengatakan Kabupaten Sukabumi yang sudah masuk musim panen raya padi ini diharapkan beras dari petani bisa langsung diserap oleh Badan Urusan Logistik (Bulog) tujuannya agar pasokan beras ke pasar tradisional kembali normal dan harganya bisa turun dan stabil lagi.
Lanjut dia, untuk persediaan di pasaran masih mencukupi, tetapi harganya masih tinggi diharapkan dengan panen raya ini harganya kembali normal dan daya beli masyarakat untuk komoditas beras kembali meningkat.
Berikut upaya bebaskan petani Sukabumi dari rentenir
Minggu, 28 Januari 2018 20:39 WIB
Kami tidak ingin petani terjerat utang kepada renternir, karena bukannya terbantu malah menjadi beban dengan bunga yang tinggi.