Tehran (ANTARA) - Militer rezim zionis biadab Israel telah mengerahkan tank ke wilayah pendudukan Tepi Barat untuk pertama kalinya dalam 23 tahun, kantor berita Iran IRNA melaporkan pada Senin.
Tindakan Israel itu dikecam oleh kelompok-kelompok Palestina karena dinilai sebagai upaya "aneksasi".
Pengerahan tank itu menjadi bagian dari aksi penyerbuan dan penangkapan yang kian intensif oleh Israel, yang telah menyebabkan sekitar 40.000 warga Palestina terusir dari kamp-kamp pengungsi selama lima pekan terakhir.
Kelompok perlawanan Palestina, Jihad Islam, mengutuk tindakan Israel di Tepi Barat yang mengerahkan tank untuk pertama kalinya sejak intifada Palestina kedua berakhir pada 2005.
Jihad Islam bertempur bersama Hamas untuk menghadapi serangan Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 48.000 warga Palestina dan menghancurkan hampir seluruh wilayah itu.
Pertempuran untuk sementara terhenti setelah Hamas dan Israel mencapai kesepakatan gencatan senjata bulan lalu.
Ketegangan terus meningkat di Tepi Barat sejak perang Israel melancarkan perang di Gaza. Serangan Israel di wilayah pendudukan itu pada awal Januari menewaskan sedikitnya 60 warga Palestina.
Masyarakat Tahanan Palestina pada Senin melaporkan bahwa sedikitnya 365 warga Palestina telah ditangkap di Jenin dan Tulkarem selama serangan terbaru Israel.
Wali Kota Jenin juga melaporkan adanya kerusakan besar di kamp pengungsi di kota itu. Dia mengatakan bahwa 120 rumah hancur total dan banyak rumah lainnya rusak.
Pada Minggu (23/2), Israel memerintahkan pasukannya untuk bersiap "tinggal lebih lama" di Tepi Barat.
PBB
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan dirinya prihatin dengan meningkatnya kekerasan dan operasi militer Israel di wilayah pendudukan Tepi Barat, kata juru bicaranya pada Senin (24/2).
"Sekjen sangat prihatin dengan eskalasi kekerasan, serangan, dan operasi besar-besaran pasukan Israel di wilayah utara Tepi Barat, termasuk pengerahan tank Israel untuk pertama kalinya selama lebih dari dua dekade," kata Stephane Dujarric.
Dia menambahkan bahwa Guterres juga "sangat prihatin dengan meningkatnya angka kematian, termasuk anak-anak, jumlah warga Palestina yang terlantar, dan kian luasnya penghancuran infrastruktur sipil."
Dia juga menekankan bahwa Sekjen PBB "terkejut melihat anak-anak terus menjadi korban kekerasan."
"Serangan dan kekerasan ini harus segera dihentikan," kata dia, menegaskan.
Dia mendesak Israel "menahan diri" dan "hanya menggunakan kekuatan mematikan jika benar-benar tidak terhindarkan."
Menurut Dujarric, Guterres dengan tegas menolak pernyataan pejabat Israel yang menunjukkan niat mereka "tetap berada di beberapa wilayah utara Tepi Barat yang diduduki dalam jangka waktu lama dan menolak kembalinya warga Palestina yang terusir ke rumah mereka.
Sekjen PBB disebutnya juga mendesak Israel untuk mematuhi kewajiban mereka berdasarkan hukum internasional dan hukum humaniter internasional, serta mengambil langkah-langkah untuk melindungi warga sipil dan menjamin keselamatan mereka.
Mengutip laporan Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), Dujarric menyinggung insiden penembakan terhadap seorang bocah perempuan 13 tahun di dekat kamp pengungsi Jenin oleh pasukan Israel.
Dia juga menyoroti situasi di Kota Qabatiya, Jenin, di mana penduduk diperintahkan untuk tidak keluar rumah, sementara buldoser Israel meratakan jalan-jalan dan menyebabkan pemadaman listrik di wilayah itu.
Sejak bulan lalu, tentara Israel telah melancarkan operasi militer di wilayah utara Tepi Barat yang menewaskan sedikitnya 60 warga dan membuat ribuan warga Palestina mengungsi.
Sejak Israel melancarkan agresi militer di Jalur Gaza pada Oktober 2023, sedikitnya 923 warga Palestina di Tepi Barat telah terbunuh dan hampir 7.000 lainnya terluka akibat serangan tentara dan pemukim ilegal Israel, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
Mahkamah Internasional (ICJ) dalam putusannya Juli lalu menyatakan bahwa pendudukan Israel atas wilayah Palestina adalah tindakan ilegal dan menuntut Israel mengosongkan semua permukiman Yahudi di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Sumber: IRNA/OANA, Anadolu
Baca juga: Menlu RI bertemu Menlu Palestina
Baca juga: Menlu apresiasi ICRC bantu rakyat Palestina