Yogyakarta (ANTARA) - Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyebut pelaku pariwisata di provinsi ini bersiap membidik potensi wisata insentif menghadapi dampak kebijakan efisiensi anggaran pemerintah.
Ketua GIPI DIY Bobby Ardiyanto saat dihubungi di Yogyakarta, Kamis, menilai wisata insentif dari perusahaan swasta berpeluang menggantikan kontribusi besar kegiatan pemerintah yang selama ini menopang industri pariwisata DIY.
"Kami merumuskan pasar wisata insentif ini baik itu di nasional ataupun internasional. Ini yang perlu kita petakan karena selama ini market ini tidak serius dikerjakan," ujar dia.
Wisata insentif merupakan program apresiasi perusahaan terhadap karyawan atau mitra bisnis yang biasanya diwujudkan melalui fasilitas perjalanan wisata.
Namun, menurut Bobby, selama ini banyak perusahaan yang lebih memilih destinasi luar negeri, padahal potensi di dalam negeri sangat besar.
Padahal, dia meyakini wisata insentif memiliki daya beli tinggi sehingga diharapkan mampu menggerakkan berbagai sektor pariwisata di tengah pengetatan anggaran pemerintah.
Bobby mengakui selama ini kegiatan pemerintah menyumbang sekitar 55 persen dari total pendapatan industri pariwisata, terutama untuk mengisi masa "low season" pada awal tahun.
Baca juga: KAI Wisata lepas perjalanan perdana KA Java Priority rute Gambir - Yogya pulang-pergi