Jakarta (ANTARA) - Taman Barito menjadi lokasi strategis lantaran berada di pusat kota dan dekat dengan transportasi publik seperti Transjakarta. Titik ini mampu menarik pelaku UMKM kuliner menjajakan dagangannya untuk menarik pembeli.
Memang Jalan Barito, Kramat Pela, Kebayoran Baru itu tampak lengang di siang hari, namun akan penuh gemerlap pada malam harinya dengan menjajakan kuliner jalanan.
Di samping Taman Barito terdapat lokasi sementara (Loksem) berkode JS-30 yang berisikan sebanyak 34 pedagang yang menjualkan dagangannya dari kios berukuran panjang dan lebar masing-masing 2,5 meter.
Bahkan, setiap harinya ada sekitar puluhan orang rela mengantre demi menikmati kuliner di JS-30. Kaki pegal pun tak terasa asalkan bisa menikmati sepiring ketan susu Barito yang begitu menggiurkan.
Ketan Susu Barito merupakan salah satu usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang kiosnya berada di lokasi revitalisasi oleh Suku Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) Kota Administrasi Jakarta Selatan dengan kode JS-30.
Perpaduan ketan yang gurih ditemukan dengan variasi toping mulai dari kental manis susu yang creamy, renyahnya mises coklat hingga harumnya durian.
Rasanya yang gurih dan manis terasa tak terlalu berat di lidah. Kuliner ini paling enak disantap pada malam hari, apalagi jika dinikmati dengan kopi dan teh sembari menikmati suasana jalanan ibu kota.

Farel Ichramsyah sebagai pemilik Ketan Barito mengaku terbantu dengan adanya revitalisasi JS-30 yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan.
Pada awalnya, dia memang sudah memiliki ide bisnis namun baru bisa merealisasikan. Usai mengetahui adanya lokasi JS-30, maka dia bergabung dengan program Jakpreneur dan membangun usahanya pada tahun 2023.
Menurut dia, lokasi itu selain titik strategis untuk berbisnis, alasan yang membuat usahanya ramai lantaran konsisten resep dan rasa.
Bahkan dalam sehari, dia bisa menjual sebanyak 500-700 porsi dengan harga mulai dari Rp10 ribu hingga Rp25 ribu. Sebulannya, bisnis ketan itu bisa memperoleh omzet sebesar Rp250 juta.
Terlebih, hingga kini bisnisnya telah membuka lapangan kerja dengan menyerap banyak pegawai untuk memiliki pekerjaan. Maka itu, dia mengaku dengan adanya usaha kuliner di kawasan Barito yang sudah direvitalisasi mampu menjadikan kuliner di kawasan itu menjadi semakin hidup dan menjamur.
Dia merasa berterima kasih kepada Pemerintah Provinsi DKI terutama Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan yang telah memperhatikan nasib pedagang kecil seperti dirinya.
Mengingat adanya retribusi yang harus dibayarkan pedagang kepada Pemerintah Provinsi DKI melalui Bank DKI sebesar Rp5 ribu per hari atau Rp150 ribu per bulan berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 835 Tahun 2024 tentang Pemberian Pengurangan Retribusi Daerah, menurut dia tak terlalu memberatkan.
Ke depannya, dia berjanji akan terus berinovasi dan berjalan ke depan dengan harapan bisa melebarkan usahanya sampai ke Kota Bandung.
Pesannya kepada pemerintah agar di lokasi JS 30 bisa ditambahkan tempat duduk meski pihaknya pribadi telah menyiapkan. Hal ini untuk mengurangi keramaian pengunjung yang duduk di sekitar trotoar kawasan itu.
Upaya pemerintah
Revitalisasi Loksem 30 yang dihuni pedagang kuliner dimulai sejak pertengahan Oktober 2022.
Meski revitalisasi dan penyerahan kunci telah rampung pada Januari 2023, Sudin PPKUKM Jakarta Selatan tetap memastikan pedagang di kawasan Barito itu merasakan dampak positif dari pembenahan yang sudah dilakukan.
Terlebih, kini jumlah binaan Suku Dinas PPKUKM Jakarta Selatan yang ada di Loksem JS 30 telah mencapai sebanyak 34 pedagang.
Suku Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (Sudin PPKUKM) Kota Administrasi Jakarta Selatan berkomitmen mendampingi pedagang kecil yang menempati Lokasi Sementara (Loksem) JS 30 Jalan Barito, Kebayoran Baru usai direvitalisasi.
"Kami terus memberikan dukungan program yakni dengan memastikan pedagang mendapat pelatihan dan pendampingan lewat JakPreneur yang berkelanjutan," kata Kepala Seksi Koperasi dan UKM Sudin PPKUKM Jakarta Selatan Edi Margono saat dihubungi.
Kemudian, pihaknya juga memastikan meningkatkan fasilitas untuk mendukung kenyamanan dan kebutuhan para pedagang serta pengunjung.
Salah satunya memastikan kebersihan dan keindahan di kawasan tersebut demi kenyamanan pengunjung usai direvitalisasi.
"Kami juga meningkatkan daya tarik dengan tampilan yang lebih modern menarik agar lebih banyak pengunjung," ujarnya.
Diharapkan dengan fokus peningkatan kemampuan dan fasilitas tersebut mampu menciptakan peluang pemasaran sekaligus peningkatan omzet bagi para pedagang.
Secara keseluruhan, Sudin PPKUKM Jakarta Selatan optimistis revitalisasi Loksem JS 30 mendukung perkembangan UMKM dan meningkatkan peluang bisnis pedagang.
Pemerintah Kota Jakarta Selatan merevitalisasi tiga lokasi Loksem di Pasar Hewan Jalan Barito Raya dengan anggaran Rp3 miliar lebih dan ditargetkan selesai akhir tahun 2022.
Ketiga Loksem tersebut yakni JS 25 yang menghabiskan anggaran Rp1,6 miliar, JS 26 Rp882 juta, dan JS 30 Rp642 juta.
Revitalisasi tiga Loksem tersebut ditargetkan rampung akhir tahun 2022 sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Pedagang diimbau untuk menjaga fasilitas yang tersedia, mengutamakan estetika, dan suasana tenang sehingga para pembeli bisa merasa nyaman saat melakukan transaksi.
Suku Dinas PPKUKM Jakarta Selatan juga rutin menggelar pelatihan bagi pelaku UMKM dengan salah satu programnya yakni Wirausaha Industri Baru (WIUB) dengan target peserta Jakpreneur sebanyak 800 peserta bidang kuliner, 400 peserta bidang fesyen, dan 400 peserta kerajinan tangan (craft).
Para peserta akan diberikan pelatihan dasar hingga lanjutan, pendampingan seperti pemasaran, permodalan, dan laporan keuangan, difasilitasi dokumen perizinan, pemasaran produk hingga pelaporan keuangan dan fasilitas permodalan.
Pelatihan ini dilaksanakan di sepuluh kecamatan Jakarta Selatan demi meratanya edukasi mengenai kewirausahaan. Lokasi pelatihan tersebar di kantor kecamatan, kelurahan, atau ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA).
Para peserta juga diberikan bantuan alat masak seperti mixer dan blender agar bisa belajar secara mandiri di rumah untuk bisa menciptakan produk berkualitas dan berpengaruh pada peningkatan ekonomi.
Dengan demikian, revitalisasi yang dilakukan Suku Dinas PPKUKM Jakarta Selatan bukan hanya mempercantik tata kota, namun juga merupakan pembuka rezeki bagi para pelaku usaha maupun pekerjanya dalam mendapatkan lapangan pekerjaan.