Depok (ANTARA) - Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Fisika Radioterapi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Indonesia Prof Supriyanto Ardjo Pawiro menyoroti tantangan besar yang dihadapi Indonesia terkait pengelolaan kasus kanker dan layanan terapi kanker.
"Layanan radioterapi memegang peranan penting, baik dalam penanganan kanker kuratif maupun paliatif, dengan kontribusi mencapai 50 persen," ujar Prof. Supriyanto dalam keterangannya, Senin.
Berdasarkan data Global Cancer Observatory (Globocan), pada 2022 Indonesia mencatat lebih dari 408.661 kasus kanker baru dengan 242.099 kematian. Tanpa intervensi signifikan, jumlah ini diperkirakan melonjak hingga 63 persen pada 2040.
Namun, ia menegaskan bahwa radioterapi juga memiliki risiko yang harus ditangani dengan perencanaan matang.
Audit dosimetri menjadi elemen kunci untuk memastikan akurasi dan keselamatan dalam pelayanan radioterapi.
Ia menyerukan peran fisikawan medik dalam mengelola kendali mutu alat radioterapi.
Baca juga: Bio Farma libatkan RSST Klaten tekan kasus kanker leher rahim dengan hibahkan 300 vaksin HPV
Baca juga: Dinkes vaksin HPV bagi siswi Madiun cegah kanker serviks