Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Luar Negeri Arief Havas Oegroseno mengatakan ancaman tarif dagang oleh pemenang Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) Donald Trump tidak secara khusus menyasar negara anggota BRICS.
Namun, ancaman itu juga menargetkan negara lain yang menjalin kerja sama perdagangan dengan AS.
“Tarif itu enggak ada hubungannya dengan BRICS, karena yang kena tarif itu kadang-kadang non-BRICS juga akan kena. Kalau saya lihat dari berbagai analisa yang ada, ya Eropa, Jepang, Korea, itu pokoknya negara yang punya menciptakan (hubungan) perdagangan (dengan AS),” ujar Arief, usai menghadiri acara Business Competitiveness Outlook 2025, di Jakarta, Senin.
Baca juga: BRICS dan diplomasi ekonomi Indonesia
Trump sebelumnya, melalui unggahan di platform Truth Social, mengeluarkan ancaman keras terhadap negara-negara BRICS jika mereka melanjutkan rencana untuk menciptakan mata uang alternatif selain dolar AS.
Trump menyebut penggunaan mata uang selain dolar AS adalah bentuk perlawanan terhadap ekonomi Amerika.
Terkait keanggotaan Indonesia di BRICS, Arief menjelaskan Indonesia tengah mempersiapkan langkah strategis untuk berkontribusi dalam program-program organisasi tersebut.
Baca juga: Indonesia ajukan penurunan tarif dagang ke AS
Baca juga: Menteri ESDM buka peluang beli minyak Rusia