Bogor (Antara Megapolitan) - Para peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB), yakni Tjahja Muhandri, Dase Hunaefi, Sutrisno Koswara dan Subarna (Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian) melakukan penelitian terkait pendirian unit pengolahan pati dan tepung ubi jalar di Bogor, Jawa Barat.
Tepung dan pati yang digunakan di Indonesia pada umumnya masih terbatas pada beberapa jenis, seperti tepung terigu, tepung beras, tepung jagung, dan tapioka.
Pada kenyataannya, Indonesia kaya akan aneka ragam sumber karbohidrat, diantaranya seperti umbi-umbian, termasuk ubi jalar. Namun penggunaan produk pertanian ini, termasuk ubi jalar pada umumnya masih terbatas sebagai bahan pangan pokok dan belum banyak dimanfaatkan untuk bahan baku industri hilir.
Tjahja mengatakan, ubi jalar memiliki prospektif untuk dikembangkan dan diproses menjadi pati dan tepung. Berdasarkan riset yang telah dilakukan, pati dan tepung ubi jalar dapat digunakan sebagai bahan baku produksi cookies, biskuit, kue, produk bakeri, makanan bayi, mie, flakes, dan sebagainya.
Ia mengutarakan, pengembangan industri pati dan tepung ubi jalar akan menyediakan alternatif jenis pati dan tepung yang sudah tersedia di pasaran yang dapat diproduksi secara lokal. Hal ini sangat sejalan dengan program ketahanan pangan nasional serta upaya diversifikasi pangan.
Untuk dapat mewujudkan berdirinya industri pati dan tepung ubi jalar secara terpadu, perlu dibangun kemitraan yang sinergis dan berkelanjutan antara perguruan tinggi/lembaga penelitian sebagai penghasil teknologi dengan pihak swasta sebagai mitra.
"Dalam hal ini, Seafast Center, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB yang telah berpengalaman dalam riset Rusnas Diversifikasi Pangan, khususnya yang berkaitan dengan pemanfaatan ubi jalar akan bertindak sebagai penyedia teknologi dan PT. Mega Langgeng Utama sebagai mitra yang memanfaatkan teknologi dan pengalaman Seafast Center tersebut," ujarnya.
Ia menambahkan, dengan kemitraan ini kapasitas mitra akan dapat ditingkatkan, antara lain dengan dihasilkannya produk olahan jenis baru berupa pati dan tepung ubi jalar dan berbagai jenis hasil olahannya, termasuk produk dan hasil samping.
Hasil penelitian menunjukkan pati ubi jalar varietas AC lebih unggul dibandingkan Sukuh, Cangkuang dan Sawentar. Varietas AC mengandung kadar karbohidrat (99,16%), derajat putih (83,27%), swelling power (16,50 g/g), dan memiliki ketahanan dalam pemasakan paling baik. Pabrik telah dirancang sesuai dengan kaidah perancangan pabrik dengan kapasitas 300 kg ubi jalar per hari. (at/zul)