Jakarta (ANTARA) - Tahun 2024 diwarnai berbagai inisiatif ambisius melawan tantangan besar menyehatkan bangsa Indonesia dan dunia, dengan fokus pada upaya promotif dan preventif menekan biaya perawatan yang melambung.
Berbagai peristiwa penting tercatat sepanjang tahun, seperti dikeluarkannya peraturan pelaksana untuk Undang Undang 17 tahun 2023 tentang Kesehatan, yakni PP Nomor 28 Tahun 2024. Ada juga upaya memperluas akses kesehatan yang terkandung dalam transformasi kesehatan dan dilanjutkan dalam program-program percepatan.
Selama 2024, penguatan di fasilitas kesehatan primer seperti puskemas terus digencarkan, mulai dari kualitas sumber daya manusia hingga mutu teknologi penapisan atau skrining.
Akses bagi publik ke layanan kesehatan juga terus diperluas. Hal ini tergambar dari capaian Jaminan Kesehatan Semesta yang tercatat pada 98,67 persen per September 2024.
Tenaga kesehatan dan tenaga medis menjadi bagian terintegrasi dalam upaya menyehatkan bangsa. Sayangnya, masih banyak isu seputar SDM ini yang masih perlu diperhatikan.Jumlah dokter, misalnya, masih dibutuhkan 124 ribu dokter umum dan 29 ribu dokter spesialis. Dokter yang ada masih terkonsentrasi di Pulau Jawa. Sejumlah upaya untuk memudahkan pun digelar, seperti memberikan beasiswa dan fellowship serta mengadakan pendidikan berbasis rumah sakit.
Kementerian Kesehatan juga meningkatkan kapasitas sebanyak sejuta orang agar dapat menjadi penolong pertama (first aider) dalam inisiatif Pertolongan Pertama pada Luka Psikologis (P3LP).
Layaknya P3K mengatasi masalah medis awal, P3LP diharapkan menjadi langkah awal untuk menangani masalah-masalah kesehatan jiwa setiap hari sebelum pasien diberikan pertolongan profesional.
Teknologi dan data genomik menjadi salah satu yang digadang-gadang sebagai revolusi medis oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Dengan teknologi tersebut, ketepatan diagnosis dan pengobatan dapat ditingkatkan.
Di kancah global, Indonesia mau berpartisipasi dalam menyehatkan masyarakat dunia, contohnya, seperti dalam pemenuhan kebutuhan perawat.
Terkandung dalam transformasi kesehatan dan Astacita, dari hulu ke hilir, selalu ada perubahan yang disegerakan untuk menjamin kesehatan semua orang karena kesehatan merupakan setengah dari aset-aset yang penting, dengan aset lainnya berupa pendidikan.