Jakarta (ANTARA) - Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), bertepatan dengan peringatan Milad ke-34 dan penyelenggaraan Silaturahmi Kerja Nasional (Silaknas) 2024, menyatakan berkomitmen mengawal arah pembangunan tanah air menuju Indonesia Emas pada 2045.
Ketua Umum ICMI Arif Satria, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Ahad, menyampaikan komitmen tersebut akan diwujudkan oleh pada cendekiawan Muslim Indonesia dengan mengambil peran strategis melalui pemanfaatan tiga game changer utama demi mewujudkan Indonesia Emas, yakni bonus demografi, revolusi industri 4.0, dan perubahan iklim.
“ICMI harus memimpin respons terhadap perkembangan teknologi seperti kecerdasan buatan, blockchain, dan data sains. Untuk itulah, ICMI harus mewakafkan sumbangan pemikiran. Kita harus memastikan teknologi ini membawa manfaat yang adil, etis, dan bertanggung jawab untuk masyarakat," kata dia.
Berikutnya, dia menyoroti perlunya dialog lintas sektor untuk menjawab tantangan besar itu, termasuk posisi agama dalam menghadapi teknologi yang berkembang pesat. Arief lalu mengapresiasi perhatian dan sumbangsih pemikiran dari dua tokoh besar yakni Dr Mahathir Muhammad dan Prof Emil Salim.
“Kami menyampaikan penghargaan atas sumbangsih pemikiran dari tokoh Mahathir Muhammad yang berbicara terkait perkembangan teknologi dan Emil Salim mengenai etika terkait kecerdasan buatan dalam kesempatan ini. Pandangan-pandangan dari kedua tokoh tersebut menjadi inspirasi bagi ICMI untuk lebih serius mengawal isu ini,” kata dia.
Arif menegaskan teknologi tidak boleh menciptakan jurang kesenjangan baru.
“Teknologi seperti AI harus menjadi alat untuk membangun masyarakat yang lebih sejahtera, bukan hanya sekadar inovasi tanpa arah. ICMI akan memfasilitasi kolaborasi nasional dan internasional agar teknologi ini dapat digunakan untuk kesehatan, pendidikan, hingga pengentasan kemiskinan,” ucapnya.
Seiring dengan komitmen kuat tersebut, dalam gelaran miladnya yang ke-34, ICMI juga menandatangani nota kesepahaman Deposito Wakaf bersama Bank Syariah Indonesia (BSI). Hal itu mempertegas komitmen ICMI untuk senantiasa memperkokoh kolaborasi demi masa depan teknologi berbasis etika. Dalam waktu kurang dari satu jam, terkumpul dana sebesar Rp3 miliar yang akan dimanfaatkan untuk program beasiswa mahasiswa.
Pada Milad ke-34 itu, ICMI juga meluncurkan 12 milestone atau titik pencapaian strategis sebagai pijakan menuju visi Indonesia Emas 2045. Sejumlah milestone strategis tersebut di antaranya adalah pembangunan gedung kantor baru ICMI, database kartu anggota ICMI, Desa Cendekia sebagai model pemberdayaan masyarakat berbasis inovasi, ekspansi organisasi wilayah (Orwil) ICMI di lima negara baru, layanan zakat, infak, dan sedekah (LazisMI).
ICMI memprioritaskan pembangunan sektor pendidikan, kesehatan, ketahanan pangan, dan energi dalam rangka mendukung Indonesia menuju visi Indonesia Emas 2045.
“Saatnya umat Islam menjadi penggerak perubahan global yang tidak hanya relevan secara teknologi, tetapi juga berlandaskan etika dan keadaban,” ucap Arif.