Kota Bogor (ANTARA) - Kampung Bojong di Kelurahan Cimahpar menjadi perwakilan Kota Bogor dalam penilaian Lomba Program Terpadu Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera (P2WKSS) tingkat Provinsi Jawa Barat.
Penilaian lomba P2WKSS ini dilanjutkan dengan kunjungan langsung ke Kampung Bojong oleh perwakilan juri dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP3A) Jawa Barat.
Penjabat (Pj) Wali Kota Bogor Hery Antasari di Kota Bogor, Senin, menyampaikan rasa bangganya terhadap pencapaian program P2WKSS di Kota Bogor.
Menurutnya, program ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga untuk memastikan adanya keberlanjutan serta pemicu untuk daerah lain.
Baca juga: Pemkab Bekasi andalkan Desa Ridogalih jadi juara P2WKSS 2023
Ia menyebut, program ini telah membawa dampak positif, khususnya pada 100 kepala keluarga (KK) binaan di Kampung Bojong.
“Kolaborasi dan identifikasi potensi lokal menjadi kunci keberhasilan program ini,” ujar Hery.
Ia menekankan Program Terpadu P2WKSS merupakan upaya penting untuk meningkatkan pengertian, pengetahuan, keterampilan, dan perubahan sikap mental serta keberagaman kreativitas dan inovasi yang telah diterapkan.
“Harapan kami, lomba ini dapat menjadi sarana berbagi pengalaman dan inspirasi menciptakan keluarga yang lebih sehat, sejahtera, dan harmonis,” katanya.
Di lokasi yang sama, Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kelurahan Cimahpar, Resha Tri Aditya, turut memaparkan capaian dan sinergitas program P2WKSS yang telah dilakukan oleh Kelurahan Cimahpar, khususnya pada Kampung Bojong yang menjadi perwakilan Kota Bogor.
Baca juga: Pemkot Bogor optimis raih penghargaan tertinggi lomba P2WKSS Jabar
“Berkat kolaborasi dengan berbagai pihak, kami berhasil mengimplementasikan 60 kegiatan dalam program ini, mulai dari pembangunan posyandu, pengelolaan sampah, hingga pelatihan-pelatihan keterampilan seperti menjahit, membatik, dan digital marketing,” jelasnya.
Resha juga menyoroti pentingnya identifikasi masalah awal untuk mencapai keberhasilan, seperti pada Kampung Bojong yang awalnya memiliki lingkungan kumuh, fasilitas kesehatan kurang memadai, hingga kasus stunting. Namun, hal tersebut berhasil diatasi melalui pendekatan berbasis komunitas dan inovasi.
“Perlahan kami berhasil menciptakan perubahan nyata, tentunya hal ini tidak lepas dari peran aktif masyarakat dan dukungan organisasi perangkat daerah (OPD) serta mitra kerja,” jelasnya.