Jakarta (ANTARA) - International Chamber of Commerce (ICC) atau Kamar Dagang Internasional menyatakan bahwa perdagangan digital saat ini menjadi solusi bagi negara untuk meningkatkan akses pasar global.
Kepala Staf Kamar Dagang Internasional Davide Cichero dalam keterangannya Kamis, menyebutkan perdagangan digital sebagai salah satu area dengan potensi pertumbuhan terbesar.
“Transisi perdagangan dari sistem analog ke digital akan membuka peluang besar bagi negara-negara untuk meningkatkan efisiensi dan akses pasar global,” ujarnya.
Kamar Dagang Internasional melalui Digital Standards Initiative berbasis di Singapura, berkomitmen untuk mendukung negara-negara dalam mengadopsi teknologi digital. Salah satu upaya utamanya adalah penerapan Model Law on Electronic Transferable Records (MLTR), yang memungkinkan digitalisasi dokumen perdagangan penting.
“Langkah ini akan mempercepat perdagangan lintas negara dan meningkatkan daya saing global,” ungkap Cichero.
Ia menyoroti dampak ketegangan geopolitik, gangguan rantai pasokan, dan transisi menuju perdagangan digital sebagai faktor utama yang membentuk lanskap ekonomi saat ini.
Berdasarkan laporan Dana Moneter Internasional (IMF) perekonomian global menunjukkan tanda-tanda pemulihan dengan proyeksi pertumbuhan 3,2 persen pada tahun 2024 dan 2025. Angka ini lebih baik dibandingkan periode pascapandemi, tantangan dalam rantai pasokan global masih menjadi penghalang utama.
“Kita melihat keamanan rantai pasokan global perlu ditingkatkan. Ketidakseimbangan di kawasan strategis seperti Selat Bab el-Mandeb menunjukkan bahwa rantai pasokan global masih rentan terhadap gangguan,” kata dia.
Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara sektor swasta dan pembuat kebijakan untuk menciptakan sistem rantai pasokan yang lebih tangguh.
Cichero menegaskan bahwa tidak ada alternatif untuk sistem perdagangan multilateral berbasis aturan di bawah WTO, meskipun meningkatnya perjanjian bilateral dan regional. Ia memperingatkan bahwa kegagalan sistem WTO dapat berdampak signifikan, terutama bagi negara-negara berkembang.
“Studi ekonomi kami menunjukkan bahwa keruntuhan WTO dapat menyebabkan penurunan perdagangan barang sebesar 33 persen untuk negara berkembang dan kehilangan hingga 5 persen dari PDB mereka secara permanen. Dampaknya pada Asia akan lebih parah, dengan penurunan ekspor hingga 41 persen,” jelasnya.
Sebagai organisasi perdagangan global, ICC terus bekerja untuk memperkuat sistem perdagangan internasional dan mendukung pertumbuhan ekonomi melalui inisiatif strategis. Cichero menggarisbawahi pentingnya menjaga kerja sama multilateral untuk mencegah fragmentasi ekonomi yang dapat menghambat kemajuan perdagangan global.
“Kami percaya bahwa reformasi perdagangan yang inklusif, baik melalui WTO maupun inisiatif digital, adalah kunci untuk memastikan ekonomi global yang berkelanjutan dan inklusif,” tuturnya.
ICC: Perdagangan digital solusi tingkatkan akses pasar global
Kamis, 28 November 2024 15:31 WIB