Kota Bogor (ANTARA) - Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Jawa Barat, Syarifah Sofiah meminta para guru dan orang tua menjalin komunikasi dengan baik, agar tidak ada peristiwa guru takut menegur siswa karena takut dilaporkan seperti di daerah lain.
Syarifah di Kota Bogor, Kamis, menjelaskan komunikasi antara guru dan orang tua sejauh ini sudah dibentuk dalam wadah bernama komite.
“Komite ini tidak dibuat hanya untuk memerlukan pembangunan fisik sekolah, termasuk juga pertumbuhan anak-anak. Kita harapkan dengan komunikasi yang baik, tidak ada lagi kesalahpahaman,” ujarnya.
Baca juga: Pemkot Bogor raih penghargaan pada acara Anugerah Pandu Negeri 2024
Baca juga: Pemkot Bogor gelar Balkot Ramadan Fest 2024 1-5 April 2025
Dengan menjalin komunikasi yang baik, Syarifah berharap para guru tidak segan untuk menegur siswa yang memang berbuat kesalahan, terutama dari segi sikap. Menurutnya, guru bukan hanya bertugas untuk mengajar mata pelajaran di kelas, kemudian pulang.
“Tapi dia mempunyai kewajiban untuk mendidik, membina anak itu bukan kecerdasan dan intelektualnya saja, tapi kecerdasan imtak (iman dan takwa)-nya juga,” ucapnya.
Di samping itu, kata Syarifah, para orang tua yang telah menitipkan anak-anaknya untuk dididik di sekolah seharusnya bisa mengikuti tata tertib di sekolah.
Apabila orang tua sudah menitipkan anaknya ke sekolah, Syarifah mengatakan artinya orang tua sudah setuju dengan apapun aturan di sekolah yang dipilihnya.
“Itu juga salah satu pembinaan dari kita, komunikasi kita dengan para orang tua. Jadi kita pun juga menyadarkan bahwa di sekolah itu kan mereka punya tata tertib, punya cara untuk mendidik anak-anaknya,” kata dia.
Baca juga: Sekda Kota Bogor ingatkan aparatur dan puskesmas antisipasi dan tanggulangi TBC
Oleh karenanya Syarifah mengimbau apabila orang tua mendapat aduan dari anak-anaknya, hendaknya para orang tua melakukan validasi tentang apa yang diadukan.
Sebab, kata dia, tak jarang informasi yang disampaikan kepada anak ke orang tua tidak proporsional. Hal itu yang kerap menyebabkan kesalahpahaman antara orang tua dan guru terjadi.
“Kalau misalnya ada kekerasan, menimbulkan luka, dan sebagainya, tentu itu kan bisa saja ditelusuri dan ditindaklanjuti. Tapi kalau sifatnya yang mendidik, itu sebaiknya orang tua pun juga mengerti,” kata Syarifah.