Kota Bogor (ANTARA) - Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Jawa Barat, Syarifah Sofiah mengingatkan aparatur wilayah dan puskesmas untuk mengantisipasi dan menanggulangi Tuberkulosis (TBC).
Pada Januari dan Februari 2024 Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor menemukan 1.002 kasus TBC dengan rincian 615 kasus ditemukan pada Januari 2024 dan 387 kasus pada Februari 2024.
“Menjadi kewajiban kita untuk mengkoordinasikan semua unsur masyarakat sebagai antisipasi, jangan sampai menunggu kondisinya menjadi lebih buruk. Kita tidak bisa santai karena kasus (TBC) Kota Bogor tertinggi di Jawa Barat dan Jawa Barat tertinggi di Indonesia. Ini harus kita tangani dan tanggulangi,” kata Syarifah di Bogor, Jumat.
Baca juga: Dinkes Kota Bogor temukan 1.002 kasus TBC pada Januari dan Februari 2024
Syarifah menjelaskan TBC bisa sembuh dengan cara minum obat secara rutin selama enam bulan tanpa berhenti. Dalam menangani dan mengobati satu orang penderita TBC dibutuhkan Rp250 juta selama satu tahun hingga sembuh, sedangkan untuk satu pasien COVID-19 hanya Rp 100 juta dalam satu tahun.
“Dampak TBC akan menurunkan kemampuan penderitanya dan jika sudah menyebar ke organ lain pada akhirnya tidak produktif dan menambah beban,” sebutnya.
Saat ini, kata Syarifah, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor juga tengah menangani anak-anak stunting, dimana TBC dan stunting saling berkaitan.
Dia menyampaikan kondisi kesehatan anak stunting lemah dan mudah terkena TBC yang bisa berdampak pada asupan gizi sehingga mempersulit pemulihan kondisi anak dari stunting.
Oleh karena itu Syarifah menegaskan agar kasus TBC diberikan perhatian karena memberi kerugian besar.
Baca juga: Dinkes Kota Bogor lakukan sosialisasi aplikasi pemetaan TBC
Mengingat penularan TBC bisa terjadi lewat droplet atau percikan pernafasan atau lendir, maka ia mengatakan penanganan TBC harus dijejak mulai dari keluarga, teman, atau yang terdekat dengan penderita.
"Ditelusuri dan dicek, pastikan obatnya diminum. Jika penyebarannya cepat, kita tidak bisa bekerja secara manual,” ujarnya.
Saat ini, kata Syarifah, Dinkes Kota Bogor membuat Sistem Informasi Gerakan Eliminasi Tuberkulosis (Si Geulis). Dari laporan Dinkes, semua wilayah sudah diberikan akun Si Geulis untuk mengisi data ,sehingga bisa lebih terkontrol dan lebih mudah dalam memantau wilayah dan warga terinfeksi TBC.
Baca juga: Dinkes kampanyekan penggunaan masker cegah penularan TBC
Syarifah meminta agar pemantauan dan evaluasi terkait TBC terus dilakukan agar penyebarannya tidak semakin luas dan dapat ditangani lebih cepat.
“Menjadi tugas kita bersama agar warga yang sudah terkena TBC wajib minum obat secara rutin agar warga di wilayahnya terhindar dan sehat semua,” ucapnya.