Pemerintah Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, mengalokasikan anggaran senilai Rp7,7 miliar pembangunan rumah subsidi untuk merelokasi 72 keluarga terdampak banjir rob di daerah itu.
“Peletakan batu pertama sudah dilakukan pada Kamis (19/9). Kami melakukan relokasi untuk korban terdampak banjir rob di Desa Eretan Kulon. Program ini diwujudkan melalui pembangunan rumah subsidi,” kata Bupati Indramayu Nina Agustina dalam keterangannya di Indramayu, Sabtu.
Ia mengatakan pembangunan rumah subsidi ini dilakukan di atas lahan seluas 1,6 hektare dengan pengadaan tanah senilai Rp 3,2 miliar.
Selain itu, kata Nina, biaya untuk pembangunan unit rumah diperkirakan mencapai Rp 4,3 miliar dan proyek ini ditargetkan rampung pada 2025.
“Pembangunan rumah subsidi ini dapat segera memberikan tempat tinggal layak bagi masyarakat terdampak, serta membantu mereka menata kembali kehidupan secara mandiri,” ujarnya.
Ia menjelaskan bencana banjir rob yang terjadi pada Desember 2022 hingga Januari 2023 di Desa Eretan Kulon, Indramayu, mengakibatkan kerusakan pada sejumlah infrastruktur dan mengganggu perekonomian warga.
Atas dasar itu, Nina menyebutkan Pemkab Indramayu bergerak cepat melakukan relokasi bagi korban terdampak banjir rob dengan membangun rumah subsidi.
Dia mengungkapkan tidak hanya relokasi, warga yang terdampak juga akan mendapatkan bantuan berupa alat usaha sesuai keterampilan mereka untuk memulihkan perekonomian.
“Bantuan tersebut diharapkan meningkatkan kemandirian masyarakat pascabencana,” ungkap Nina.
Sementara itu Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sosial Indramayu Endang Ismiati menyampaikan bahwa 72 keluarga penerima manfaat (KPM), yang menjadi sasaran program relokasi ini telah melalui proses asesmen dari Kementerian Sosial (Kemensos).
Ia menambahkan program ini didanai dari APBD Kabupaten Indramayu, serta mendapatkan anggaran dari Kemensos. Langkah ini menjadi bagian dari upaya Pemkab Indramayu untuk memulihkan infrastruktur dan kesejahteraan masyarakat terdampak bencana.
“Atas usulan Bupati Indramayu, mereka juga akan mendapatkan pelatihan dan modal usaha sebagai bagian dari program pemulihan ekonomi,” ucap dia.
Dia mengungkapkan tidak hanya relokasi, warga yang terdampak juga akan mendapatkan bantuan berupa alat usaha sesuai keterampilan mereka untuk memulihkan perekonomian.
“Bantuan tersebut diharapkan meningkatkan kemandirian masyarakat pascabencana,” ungkap Nina.
Sementara itu Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sosial Indramayu Endang Ismiati menyampaikan bahwa 72 keluarga penerima manfaat (KPM), yang menjadi sasaran program relokasi ini telah melalui proses asesmen dari Kementerian Sosial (Kemensos).
Ia menambahkan program ini didanai dari APBD Kabupaten Indramayu, serta mendapatkan anggaran dari Kemensos. Langkah ini menjadi bagian dari upaya Pemkab Indramayu untuk memulihkan infrastruktur dan kesejahteraan masyarakat terdampak bencana.
“Atas usulan Bupati Indramayu, mereka juga akan mendapatkan pelatihan dan modal usaha sebagai bagian dari program pemulihan ekonomi,” ucap dia.