Bandung (ANTARA) - Perum Bulog Wilayah Jawa Barat (Jabar) telah menyerap hasil panen padi dari petani di wilayahnya sekitar 185.000 ton setara beras sampai awal Juni 2024.
"Terhitung sampai dengan tanggal 4 Juni 2024, Bulog Jabar telah menyerap beras dari petani sebesar 185.000 ton. Ini merupakan pencapaian bagus demi memenuhi dan menjaga stok cadangan pangan beras,” kata Pimpinan Perum Bulog Jabar, M Attar Rizal di Bandung, Jumat.
Attar mengatakan Bulog Jabar berkomitmen untuk tetap konsisten menyerap beras dari petani. Dan telah melampaui target pengadaan yang ditetapkan oleh kantor pusat selama setahun.
Baca juga: Bulog Jabar salurkan 72.633 ton beras program SPHP guna kendalikan harga
Baca juga: Jokowi: Panen raya padi di Jabar tambah cadangan beras nasional saat El Nino melanda Indonesia
Dia menyebut dari hasil penyerapan petani sejumlah 185.000 ton tersebut sebanyak 177.000 ton merupakan beras dengan kualitas medium dan sebanyak 8.000 ton merupakan beras kualitas premium.
“Penyerapan beras ini sudah mencapai 112 persen dari target yang yang telah ditetapkan sebesar 164.000 ton beras. Jumlah tersebut akan terus bertambah seiring komitmen Bulog dalam menjaga ketersediaan stok beras di wilayah Jawa Barat,” kata dia.
Menurut dia, meski sudah melebihi target, Bulog Jabar akan terus melakukan penyerapan gabah dan beras hasil panen petani di wilayahnya untuk meningkatkan dan menjaga stok beras di wilayahnya agar tetap aman dan stabil.
"Melalui penyerapan beras petani yang terus berkelanjutan ini, harapannya harga gabah dan beras di tingkat petani juga tetap terjaga. Perlu diakui juga bahwa para masa panen raya di tahun 2024 ini, harga gabah dan beras di tingkat petani memang tidak terlalu bergejolak," katanya.
Baca juga: Bulog Jabar salurkan 124.479 ton beras program CPP
Selain itu, Attar memastikan ketersediaan beras mencukupi kebutuhan masyarakat di Jawa Barat hingga beberapa bulan ke depan.
Dia menyebutkan per hari ini stok beras yang dikuasai oleh Bulog Jabar mencapai 183.700 ton dengan rincian sebanyak 159.000 ton berada di gudang dan 24.700 ton stok dalam perjalanan.
"Stok tersebut masih mencukupi hingga beberapa bulan ke depan. Penggunaan untuk kegiatan penyaluran beras SPHP di pasar tradisional maupun ritel modern, kegiatan Gerakan Pangan Murah (GPM) dan penyaluran bantuan pangan," kata Attar.